Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski bisnis properti di Tanah Air lesu, kinerja PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) diprediksikan tahan banting menghadapi berbagai rintangan. Menurut perhitungan para analis, anak usaha Grup Sinarmas ini dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan double digit pada tahun ini.
Di semester satu 2015, BSDE bisa mencetak kenaikan pendapatan 38,11% year-on-year (yoy) jadi Rp 3,37 triliun. Tapi laba bersih susut 45% (yoy) jadi Rp 1,42 triliun. Namun perlu dicatat, penurunan laba ini lebih disebabkan adanya extraordinary income pada kinerja tahun lalu.
Sekadar mengingatkan, tahun lalu BSDE memperoleh keuntungan non-cash dari akuisisi saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) yang dilakukan di bawah harga pasar. Laba bersih investasi ini mencapai Rp 1,5 triliun. Sehingga, jika mengecualikan laba investasi tersebut, laba bersih BSDE tahun ini tumbuh sekitar 40%.
Analis Panin Sekuritas Fikri Syuhada, dalam risetnya Senin (3/8) lalu, mengatakan, kinerja BSDE di semester satu 2015 ini melebihi ekspektasi. Dari sisi konsensus, kinerja BSDE juga masih di atas ekspektasi analis.
Analis BNI Securities Thendra Chrisnanda mengatakan, kenaikan pendapatan pengembang properti ini sesuai prediksi. Peningkatan ini antara lain berkat ekspansi di bisnis residensial. "Kinerja secara operasional masih inline dengan target," ujar Thendra, Rabu (5/8).
Maula Adini Putri, analis Ciptadana Securities, mengatakan, BSDE memiliki posisi kas kuat. Ketimbang pesaing lain, BSDE agresif mengembangkan bisnis rumah tapak. BSDE banyak memasarkan rumah tapak dengan harga sekitar Rp 2,5 miliar. "Kami yakin BSDE bisa memperoleh marketing sales sesuai target karena proyeknya masih terus berjalan," kata dia.
BSDE juga mendapat berkah dari pelonggaran aturan porsi pembiayaan bank alias loan to value (LTV) bagi kredit pemilikan rumah (KPR). Selain itu, perusahaan ini memiliki dana kas yang stabil. Keunggulan lainnya, emiten ini memiliki land bank yang besar.
Tahun ini, BSDE mengalokasikan belanja modal Rp 3,5 triliun–Rp 4,5 triliun untuk akuisisi lahan dan pengembangan proyek baru. Thendra mengatakan, BSDE akan mendapat tambahan cuan tahun depan dengan adanya convention centre terbesar di Indonesia, yakni Indonesia Convention Exhibition (ICE).
"Meski di proyek ini BSDE tidak memiliki porsi mayoritas, tetapi tetap menambah pendapatan di tahun depan," ujar dia. Di paruh kedua tahun ini, Thendra berharap ada perbaikan ekonomi makro dan penurunan suku bunga, sehingga tekanan di industri properti mereda.
Dengan rasio utang pada ekuitas masih di bawah 1 kali, Thendra yakin BSDE bakal lebih mudah menghadapi tekanan beban bunga. Ketiga analis merekomendasikan beli BSDE. Target harga dari Fikri di Rp 2.250 per saham, sedang Thendra di Rp 2.260 per saham. Harga BSDE kemarin ditutup di level Rp 1.840 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News