Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Platinum dan paladium turut terkena imbas dari isu Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Mengutip Bloomberg, Jumat (24/6) pukul 15.22 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Juli 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 1,2% ke level US$ 978,5 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, platinum pun menguat 1,2%.
Sementara harga paladium kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 2,6% ke level US$ 551,05 per ons troi dibanding sehari sebelumnya namun menguat 4% dalam sepekan terakhir.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memaparkan, hasil voting referendum Inggris yang lebih condong pada Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa membuat goncangan di pasar global. Sebagian besar komoditas mengalami tekanan. Namun, tekanan pada harga platinum dan paladium tidak sekencang komoditas lainnya.
"Platinum dan paladium masih dianggap safe haven," papar Ibrahim.
Platinum dan paladium yang tergolong logam mulia mengikuti pergerakan emas dan perak. Tak heran jika platinum turut menguat seiring dengan kenaikan harga emas yang mencapai 4% dalam satu hari. Meski secara harian turun, paladium pun menguat secara mingguan.
Namun demikian, Ibrahim menduga harga platinum akan kembali tertekan dalam jangka pendek seperti halnya paladium mengingat sifat safe haven tidak sekuat emas. "Pelaku pasar masih fokus pada referendum Brexit sehingga membuat dollar menguat. Hal ini berimbas pada tekanan harga platinum dan paladium," lanjut Ibrahim.
Pasar masih khawatir keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan diikuti oleh negara lain. Hal tersebut dikhawatirkan mengganggu permintaan platinum dan paladium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News