Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dengan potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, analis menduga keterpurukan poundsterling bisa semakin signifikan.
Seperti dikutip dari Bloomberg, 29 dari 34 analis Bloomberg menduga, posisi GBP/USD bisa menyentuh level 1,3500 atau lebih rendah lagi hanya dalam sepekan setelah voting referendum dilakukan 23 Juni 2016 mendatang. Posisi itu akan menjadi level terendahnya sejak 1985 silam.
23 ekonom tersebut menebak, GBP tidak akan pulih dari level terendahnya tersebut dalam tiga bulan setelah Brexit. Sedangkan tujuh ekonom menduga GBP/USD bisa jatuh hingga level 1,2000. Sebagai gambaran hingga pukul 18.00 WIB pasangan GBP/USD sudah tergerus 0,95% ke level 1,3889.
Penurunan GBP sendiri memang sudah berlangsung sejak Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengumumkan tanggal referendum secara resmi Sabtu (21/2) lalu.
“Dukungan bagi Brexit akan menghantam posisi sterling,” kata Nick Kounis, Head of Macro Research ABN Amro Bank NV di Amsterdam, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (24/2). Bukan hanya karena keluarnya GBP dari Uni Eropa tapi juga karena tingginya capital outflows dan kekhawatiran pasar akan kondisi keuangan Inggris setelahnya.
Sedangkan menurut Goldman Sachs Inc, jika Inggris keluar dari Uni Eropa maka GBP bisa merosot lebih dari 20% dari posisinya saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News