Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Setelah sekian lama merencanakan restrukturisasi utang obligasinya, akhirnya PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) memilih menamatkan utang dengan melakukan penawaran tender kepada pemegang obligasi (bondholder).
BRAU menyatakan akan melakukan pembelian tunai atas Guaranteed Senior Secured Notes yang diterbitkan Berau Capital Resources Pte Ltd sebesar US$ 450 juta dengan bunga 12,5%.
Jatuh tempo obligasi ini pada Juli 2015 lalu, sehingga saat itu BRAU sudah gagal bayar.
Selain itu, BRAU juga akan tender offer Guaranted Senior Secured Notes yang diterbitkan BRAU sendiri senilai US$ 500 juta.
Obligasi itu memiliki bunga 7,25% dan jatuh tempo tahun 2017 mendatang.
Edy Santoso, Direktur BRAU mengatakan, penawaran tender itu akan dilakukan sejak tanggal 24 November 2015 mendatang sampai tanggal 16 Desember 2015 pukul 17.00 waktu New York, Amerika Serikat.
"Tujuannya untuk memperbaiki struktur keuangan perseroan," jelas Edy dalam keterangan resmi, Senin (23/11).
Ia tak menyebutkan nilai pembelian obligasi dan sumber dana BRAU untuk melakukan penawaran tender tersebut.
Komisaris Utama BRAU Gandi Sulistiyanto dan manajemen BRAU belum bisa dimintai konfirmasi.
Sebelumnya, PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) hendak memberikan injeksi pinjaman senilai US$ 150 juta ke induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Asia Coal Energy Ventures (ACE).
Pinjaman itu akan diberikan ke ACE sebagai bagian restrukturisasi obligasi BRAU senilai US$ 950 juta.
Sejak diakuisisi Sinarmas, BRAU juga sempat mengajukan proposal restrukturisasi utang dengan cara menerbitkan obligasi baru.
Namun belakangan, pinjaman SMMA ke BRAU tersebut dibatalkan.
Pasalnya, ada gugatan dari Raiffeisen Bank International AG (RBI). RBI mengajukan gugatan ke pengadilan di British Virgin Islands dalam upaya melikuidasi ACE yang mengempit 85% saham di BRAU.
Hal ini karena ACE dianggap mengingkari pembelian pinjaman sebesar US$ 120 juta yang diteken pada Mei lalu.
RBI mengklaim telah memenuhi semua kewajibannya dan melepas saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS) kepada ACE.
RBI pun sudah menyediakan sertifikat transfer utang kepada ACE. Namun, pembayaran tak kunjung dilakukan.
Perseroan menunjuk Deloitte Corporate Finance Debt Advisory & Restructuring Services sebagai konsultan restrukturisasi ini.
Kala itu, Gandi menyebut, pembayaran utang akan disesuaikan dengan arus kas BRAU sendiri.
Meski SMMA tidak jadi mengucurkan suntikan dana senilai US$ 150 juta, Sinarmas Grup disebut-sebut memiliki kemungkinan untuk mendukung restrukturisasi obligasi anak usaha BRAU dengan injeksi kas dari anak usahanya di Singapura, Golden Energy and Resources (GEAR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News