Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rencana penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) PT Brantas Abipraya (Persero) terus berlanjut. Perusahaan konstruksi pelat merah ini akan menghelat IPO pada 2018 mendatang.
Perseroan ini berniat melepas 30% saham perdana ke publik. "Target perolehan dana IPO sebesar Rp 3 triliun," kata Suradi Wongso, Direktur Keuangan Brantas, kepada KONTAN belum lama ini.
Kini, perusahaan sudah mulai melakukan kajian terhadap aksi korporasi tersebut. Perusahaan juga masih menentukan fokus bisnis setelah menggelar penawaran saham perdana tersebut.
Jika urusan tersebut kelar, perusahaan ini baru meminta restu dari pihak otoritas mengenai rencana itu. Ini wajar, mengingat status perusahaan sebagai badan usaha milik negara. Artinya, perusahaan harus mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebelumnya, manajemen Brantas Abipraya ingin menggunakan laporan keuangan Juni demi menggejar IPO di akhir 2017. Tapi dengan pertimbangan proses perizinan yang panjang, perusahaan akhirnya memundurkan rencana IPO ke tahun depan.
Target dana IPO akan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis. Mulai dari meningkatkan kemampuan investasi perusahaan di sektor pembangkit listrik energi terbarukan, jalan tol, properti dan bisnis beton pracetak.
Saat ini, Brantas Abipraya sedang mengembangkan 17 pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) dan satu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) melalui anak usahanya, yakni PT Brantas Energi. Total kapasitas kapasitas seluruh power plant tersebut mencapai 150 megawatt (MW). "Segmen bisnis jalan tol juga akan kami besarkan," tambah Suradi.
Brantas Abipraya sudah memiliki konsensi di jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan kepemilikan sebesar 10%. Saat ini, perusahaan BUMN ini juga tengah membidik investasi di ruas tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 170,3 kilometer (km), dengan membentuk konsorsium bersama Jasamarga dan Waskita Toll Road.
Sejauh ini, belum ada niatan Brantas untuk mengakuisisi ruas tol. "Tapi, masih tetap berinvestasi supaya lebih mudah mendapatkan kontrak pengerjaan proyeknya," pungkas Suradi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News