Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bullishnya pasar saham dimanfaatkan manajer investasi untuk meluncurkan reksadana saham baru. Yang terbaru, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) yang menerbitkan reksadana Batavia Enhanced Equity Strategy (BEES). Produk ini diterbitkan Selasa (9/2) dan didistribusikan secara eksklusif oleh Bank DBS Indonesia.
Presiden Direktur BPAM Lilis Setiadi mengatakan produk ini memiliki strategi investasi mengombinasikan saham-saham berkapitalisasi besar sebagai core portfolio dengan saham berkapitalisasi menengah dan kecil untuk mendukung kinerja.
Di mana, sekitar 50% dari porsi saham dalam portfolio merupakan saham berkapitalisasi besar dan sisanya merupakan saham menengah dan kecil. "Sedangkan untuk kebijakan investasi sekitar 80% akan ditempatkan pada saham," tutur Lilis, Kamis (11/2).
Dengan strategi tersebut, dia optimistis bisa di atas 5% dari earnings per share (EPS) tahun ini yang diperkirakan sekitar 10%-12%. Dengan kenaikan EPS tersebut, indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir tahun diprediksi akan berada dikisaran 5.100-5200.
"Berdasarkan back testing kami, reksadana ini mampu rally lebih baik dibandingkan reksadana saham BPAM yang sudah ada. Apabila market turun, maka dia akan mengikuti penurunan. Namun saat pasar rebound, maka performance reksadana ini akan lebih baik," papar Lilis.
Chief Investment Officer BPAM Agung Budiono mengatakan pihaknya akan mengambil saham-saham sektor domestic story seperti infrastruktur, telekomunikasi dan konsumer. Penyebabnya, eksposur ekspor diperkirakan masih belum stabil seiring masih adanya ketidakpastian faktor global. "Namun outlook 2016, pasar modal akan lebih stabil dibandingkan tahun lalu," ujar Agung.
Direktur Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia Wawan Salum menargetkan produk ini bisa mencatatkan dana kelolaan Rp 350 miliar hingga Rp 500 miliar dalam enam atau tujuh bulan pertama. "Produk ini cocok dengan karakter nasabah DBS yang menginginkan return tinggi namun masih bisa memanage risiko," tutur Wawan.
Tahun ini BPAM menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 30 triliun atau naik dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 21, 89 triliun. Lilis mengatakan pihaknya juga akan meluncurkan 30 produk reksadana. Di antaranya jenis reksadana terproteksi dan lima open end.
Kelimanya antara lain, dua hingga tiga reksadana pendapatan tetap dan dua reksadana saham termasuk salah satunya BEES. "Kami juga akan meluncurkan reksadana pasar uang, namun masih mempertimbangkan besaran penurunan BI rate (suku bunga acuan Bank Indonesia)," ujar Lilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News