Reporter: Benedicta Prima | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Ari Askhara mengaku telah meminta anak usahanya PT Citilink Indonesia untuk mencabut gugatannya pada Sriwijaya Air Group.
Hal itu dilakukan sebagai langkah lanjutan setelah PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) dan Sriwijaya Air Group rujuk kembali melakukan kerja sama manajemen (KSM) pada Selasa (1/10) kemarin.
Baca Juga: Pengunduran diri dua direksi Sriwijaya Air ditolak
"Saya sudah meminya kepada Citilink untuk men-drop tuntutan tersebut sehingga penumpang terlayani," jelas Ari kepada juru warta di Kementerian BUMN, Kamis (3/10).
Sebelumnya, Citilink menggugat Sriwijaya Air Group karena dugaan wanprestasi alias tidak menepati perjanjian kerjasama bisnis. Gugatan tersebut telah diajukan dengan nomor perkara 582/Pdt.G/2019/PN pada Rabu (25/9) lalu. Sidang pertama dijadwalkan pada Kamis (17/10) mendatang.
Gugatan tersebut diajukan setelah pemegang saham Sriwijaya Air Group melakukan prombakan direksi dan mencopot toga jajaran direksinya yang sebelumnya orang Garuda Indonesia. Terdengar kabar perombakan ini tanpa persetujuan Garuda Indonesia.
Tiga orang yang dicopot adalah Direktur Utama Sriwijaya Joseph Adrian Saul, Direktur Human Capital & Service Sriwijaya Harkandri M Dahler, dan Direktur Komersial Sriwijaya Joseph K Tendean.
Joseph Adrian merupakan mantan General Manager Garuda Indonesia Denpasar, lalu Harkandri tadinya Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk(GMFI), terakhir Joseph K Tendean yang sebelumnya menjabat sebagai Senior Manager Ancillary Garuda Indonesia.
Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air kini bisa beroperasi kembali
Lebih lanjut, pasca kerja sama kembali tersebut, ada 12 maskapai milik Sriwijaya Air Group sudah beroperasi. Adapun 18 armada lagi masih dalam perawatan. 12 maskapai tersebut dipastikan aman.
"Pasti (aman) dong, Garuda Indonesia standarnya cukup tinggi," imbuh dia.
Kendati begitu, Garuda Indonesia nampak belum mau memasang kembali logonya ke maskapai milik Sriwijaya Air Group. "Kita lihat kalau logo. Kalau standar safety seperti Garuda Indonesia, kita yakin 100% baru kita akan pasang lagi," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News