Reporter: Didik Purwanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) akan menerbitkan obligasi subordinasi kesatu sebesar Rp 1,5 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi kredit di tahun ini.
Analis PT Pefindo Hendro Utomo memberikan peringkat idAA atas rencana perseroan tersebut. "Peringkat tersebut merefleksikan dukungan yang
kuat dari Maybank of Malaysia," jelas Hendro, Kamis (24/2).
Kendati demikian, Hendro melihat peringkat tersebut masih dibatasi oleh relatif tingginya biaya operasional BNII, kapitalisasi bank yang moderat, dan kompetisi yang ketat di industri perbankan.
Berdasarkan catatan KONTAN, Ridha Wirakusumah, Presiden Direktur BII menilai subdebt tersebut direncanakan akan terbit di semester II 2011. "Tapi melihat kondisi sekarang, sepertinya bisa lebih cepat dari itu," ungkap Ridha.
Sayangnya Ridha menolak waktu pasti penerbitan subdebt itu. Tapi dia menegaskan penerbitan obligasi subordinasi menjadi alternatif di kalangan bank untuk menggenjot rasio kecukupan modal. Separuh dari hasil penerbitan obligasi tersebut, dapat digunakan untuk masuk ke modal lapis kedua bank (tier II), sehingga rasio kecukupan modal suatu bank meningkat.
Obligasi subordinasi biasanya diterbitkan dalam tenor 10 tahun, tetapi disertai opsi beli pada tahun kelima. Kalau opsi itu tidak dilaksanakan, kupon bisa naik 10%, sehingga penerbit cenderung menggunakan haknya.
Hingga akhir 2010, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan berada di level 12,5%. Dengan penerbitan subdebt ini, perseroan mengharapkan kenaikan CAR menjadi 14%.
Rasio modal tersebut untuk menopang ekspansi kredit di tahun ini yang diperkirakan naik 20% atau setara dengan pertumbuhan industri. Selama
2010 lalu, kredit perseroan mengalami lonjakan 35% dari Rp 39,6 triliun menjadi Rp 53,6 triliun. Sementara laba naik hingga Rp 461 miliar dibandingkan rugi bersih Rp 41 miliar pada tahun 2009.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News