Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) akan mengikuti ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait saham beredar atau free float minimum. Saat ini, saham beredar BNGA cuma 3,08%. Lalu emiten perbankan asal Malaysia ini berencana menambah jumlah saham beredarnya.
"Kita akan penuhi 7,5%," sebut Direktur Keuangan BNGA Wan Razly, usai paparan publik, Senin, (7/12).
Ia menyebut, opsi penambahan saham beredarnya yakni Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue maupun PUT Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement. Namun dengan kondisi pasar yang sedang lemah, ia menyadari opsi penambahan saham beredarnya menjadi sempit.
Menurutnya, BNGA harus memberi harga yang menarik agar dapat terserap. Sedangkan saat ini, harga saham BNGA terdiskon 40% di Price Book Value (PBV). Terakhir, saham BNGA stagnan di harga Rp 560.
Selain itu, BNGA juga mengkaji opsi pembagian dividen saham. Razly menyebut bahwa dalam rencananya, CIMB Group Sdn Bhd yang kini memegang 96,62% saham BNGA tidak akan ikut mendapatkan dividen saham tersebut.
BNGA pun terus melakukan diskusi dengan BEI untuk pemenuhan ketentuan free float tersebut. Adapun, BNGA menunjuk CIMB Securities sebagai advisor penambahan saham beredarnya.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menyebut ada 18 emiten yang belum memenuhi ketentuan saham beredar atau free float. Berdasarkan Kep-00001/BEI/01-2014 perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan tercatat, emiten harus memenuhi minimal 7,5% saham beredar.
Kemudian, pemegang saham pengendali dan bukan pemegang saham utama mesti memiliki minimal 50 juta saham. Pemenuhan ketentuan free float ini memiliki tenggat waktu di Januari 2016.
PT Merck Tbk (MERK) pun berencana memenuhi ketentuan free float tersebut dengan skema pemecahan nominal saham atau stock split. Emiten yang kini menggarap bisnis properti tersebut akan melakukan stock split dengan rasio 1:20.
Nantinya, nominal saham MERK akan turun dari Rp 1.000 menjadi Rp 50 per saham. Lalu modal ditempatkan dan disetor penuhnya akan meningkat dari 22,4 juta menjadi 448 juta saham.
Saat ini, saham MERK stagnan di harga Rp 128.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News