kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKSL bidik marketing sales Rp 1,5 Triliun di 2016


Sabtu, 02 Januari 2016 / 15:20 WIB
BKSL bidik marketing sales Rp 1,5 Triliun di 2016


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Sentul City Tbk (BKSL) optimistis, bisnis properti tahun 2016 akan tumbuh lebih baik ketimbang tahun 2015.

Oleh karena itu, Sentul City menargetkan marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 1,5 triliun.

Michael Tene, Hubungan Investor BKSL, mengatakan, target ini lebih rendah dibandingkan target tahun 2015, yakni Rp 2 triliun.

Tapi, perseroan memperkirakan, hanya akan bisa mencapai marketing sales sekitar Rp 900 miliar pada 2015.

"Jadi kalau dibandingkan realisasi 2015, target tersebut tumbuh tinggi," kata Michael, kepada KONTAN baru-baru ini.

Pra penjualan BKSL tahun 2016 akan berasal dari proyek landed house (rumah tapak) dan high rise building dengan porsi masing-masing 50%.

Sebagian akan mengandalkan proyek-proyek landed house yang eksisting dan sebagian dari proyek baru.

BKSL akan meluncurkan dua proyek high rise di Sentul City yang menyasar kelas menengah atas.

Proyek baru di segmen landed house juga akan menyasar kelas menengah atas.

"Pengalaman kami tahun 2015, penjualan proyek dengan harga Rp 900 miliar-Rp 2 miliar masih sangat bagus," ungkap Michael.

Dengan prospek bisnis tersebut, di 2016 BKSL membidik pertumbuhan pendapatan antara 15%-20%.

Michael mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan membaik seiring kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sehingga akan mendorong industri properti.

"Daya beli masayakat akan lebih tinggi," ujar Michael.

BKSL tak muluk-muluk memasang target laba.

Maklum, beban utang dollar AS masih menekan profit ditengah fluktuasi nilai tukar.

Saat ini utang valuta asing perseroan mencapai US$ 39,8 juta.

Michael mengatakan, tahun 2016 pihaknya berusaha mengurangi utang valas.

"Saat ini masih dalam proses menuju hedging," ujanya.

Hingga akhir September 2015, BKSL masih membukukan kerugian bersih Rp 125,52 miliar.

Merosotnya kinerja ini terutama disebabkan oleh kerugian kurs dan penurunan pendapatan pokok.

Untuk ekspansi 2016, BKSL menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,3 triliun.

Sekitar Rp 300 miliar- Rp 400 miliar untuk melanjutkan pembangunan Aeon Mall dan sekitar Rp 900 miliar mengalir ke pengembangan proyek properti lain.

Emiten ini akan menutup kebutuhan belanja modal dari kas internal dan eksternal dengan porsi berimbang.

BKSL tengah memfinalisasi pinjaman bank Rp 300 miliar untuk penyelesaian pembangunan Apartemen Sentul Tower dan Cluster River Side.

BKSL juga menjajaki beberapa alternatif pendanaan, baik pinjaman bank maupun obligasi untuk mendanai kebutuhan capex.

"Nanti yang kita pilih tergantung kondisi pasar di tahun 2016," terang Michael. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×