Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten bank syariah akan semakin meramaikan pasar modal. Pasalnya, PT BJB Syariah berencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada paruh kedua mendatang.
Sementara saat ini sudah ada tiga emiten bank syariah di pasar modal yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).
Kinerja fundamental BRIS dan BTPS tercatat cukup baik dimana kinerja keuangannya masih melanjutkan pertumbuhan solid. Sedangkan Bank Aladin yang masih baru berdiri dan sedang bertransformasi jadi bank digital masih merugi.
Kendati fundamental BRIS dan BTPS bagus, kinerja sahamnya justru sebaliknya. Berdasarkan data RTI, saham BRIS ditutup terkoreksi 0,61% pada perdagangan Rabu (23/3) ke level Rp 1.620 dan dalam sepanjang tahun ini sudah turun 8,99%. Adapun BTPS ditutup naik 4,3% ke level Rp 3.640 tetapi sepanjang tahun ini masih koreksi 0,27%. Saham BANK ditutup stabil di level Rp 2.100 dan sepanjang tahun ini sudah melorot 11,02%.
Baca Juga: Diuntungkan Tingginya Harga Batubara, Simak Rekomendasi Saham ADRO Berikut Ini
Anak usaha PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) ini akan IPO dalam rangka rencana perseroan menjadi bank digital. BJB Syariah akan kedatangan investor strategis untuk membantu penguatan modal.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, sudah terdapat satu investor strategis besar yang memiliki ekosistem syariah yang berkomitmen untuk membantu memperkuat pasar BJB Syariah baik sebagai perusahaan terbuka maupun sebagai bank digital.
"Lembaga tersebut merupakan institusi lokal. Lembaga ini bahkan sudah menyatakan ketertarikannya masuk ke BJB Syariah jauh sebelum rencana rencana IPO akan dilakukan," kata Yuddy dalam paparan publik secara virtual, Selasa (22/3).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memandang prospek pasar bank syariah di Tanah Air masih sangat baik karena memiliki populasi muslim sangat besar. Namun, Indonesia selama ini kalah dari negara tetangga dalam pengembangan bank syariah karena belum ada perusahaan yang menyediakan infrastruktur syariah keuangan syariah yang bagus.
Langkah Kementerian BUMN menggabungkan bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia akan menjadi mendorong prospek perbankan syariah ke depan. "Apabila BRIS bisa memberikan produk yang baik maka akan jadi keuntungan di masa depan. Apalagi kalau diperhatikan tidak semua bank punya syariah," jelas Nico pada Kontan.co.id, Rabu (23/3).
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham INCO, Simak Ulasannya
Nico memandang prospek saham BRIS dan BTPS masih bagus karena kinerja fundamentalnya solid. Kedua sahamnya ini dinilai masih sangat murah. Hanya saja karena volatilitasnya yang rendah, lanjutnya, pelaku pasar tidak tertarik trading di dua saham ini tetapi lebih ke investasi jangka panjang. Itu yang membuat sahamnya masih tertekan.
Berbeda dengan BANK. Dia tidak terlalu tertarik dengan saham bank ini karena bisnisnya belum matang dan besar meskipun model bisnisnya menarik. "Sementara TPS dan BRIS sudah punya model bisnis besar dan matang, mereka tinggal mengembangkan teknologinya saja," kata Nico.