Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasar kripto, terutama Bitcoin mengejutkan dalam sebulan terakhir. Bitcoin yang bergerak di sekitar level psikologis US$ 20.000 menjadi sinyal kekhawatiran investor kripto.
Aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap bergerak turun. Pada Sabtu (2/7) pukul 19.25 WIB, CoinMarketCap menunjukkan harga Bitcoin turun 9,67% dalam tujuh hari terakhir ke US$ 19.235,21. Harga Bitcoin naik 0,15% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum (ETH) ikut turun 13,73% ke US$ 1.045,98 sepekan terakhir.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan kripto secara keseluruhan masih datar dan tidak bergairah selama sepekan terakhir. Namun, menarik melihat pergerakan Bitcoin yang sempat anjlok ke US$ 18.729, kemudian naik lagi ke level US$ 20.000. Posisi Bitcoin setara dengan penurunan sekitar 70% dari nilai puncaknya dicapai November lalu. Penurunan triwulanan sekitar 59% adalah yang terburuk sejak 2011.
Baca Juga: Gagal Dapat Izin, Great Wall Batalkan Rencana Investasi di India
"Sentimen negatif berasal dari kabar perusahaan hedge fund kripto, Three Arrows Capital yang akan dipaksa untuk melikuidasi asetnya, serta komentar baru dari para bankir sentral yang menyarankan lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang, membuat industri kripto menjadi gelap. Itu membuat harga BTC anjlok dari level psikologisnya," kata Afid dalam rilis, Jumat (1/7).
Afid mengatakan, harga aset kripto naik pada perdagangan kemarin karena rebound teknikal yang sudah diprediksi sebelumnya. Di masa-masa saat ini, investor menjaga nilai aset kripto di atas level support. Khusus Bitcoin, akan ada gerakan untuk menahan harganya di atas level psikologis US$ 20.000.
Di sisi lain, adanya data on-chain Glassnode yang menunjukkan investor kripto kelas kakap atau whales telah menarik 8.755 keping BTC atau setara US$ 181,67 juta dari platform exchange ke wallet-nya masing-masing antara 26 Juni hingga 30 Juni 2022. Aktivitas itu juga diduga mendorong harga aset kripto bergerak ke zona hijau.
Baca Juga: Daftar Perusahaan Kripto yang Tersandung Masalah Semakin Panjang
Kekhawatiran Resesi
Ada beberapa pandangan analis yang melihat bahwa dorongan bearish masih belum usai. Itu juga masuk dalam pertimbangan adanya kekhawatiran resesi yang masih membayangi investor.
Sejatinya, market kripto masih diliputi sentimen risk-off investor menyusul performa indeks saham AS yang masih susah bangkit. Secara teori, resesi akan terjadi dan membawa nilai dari dolar AS lebih rendah. Ini akan mengangkat nilai dari aset yang dianggap sebagai lindung nilai.
"Pergerakan market kripto masih berada dalam fase bear market. Sehingga, penguatan ini diramal tak akan berlangsung lama. Bitcoin bisa saja jatuh kembali ke area di bawah US$ 20.000 atau bahkan bisa semakin dalam, mengingat kondisi pasar yang memang sangat rapuh," jelas Afid.
Jika harga Bitcoin kembali menembus di bawah US$ 19.000, bisa berisiko jatuh ke level support penting di $17.000. Ini adalah level penting yang harus diwaspadai karena penembusan dan penutupan di bawahnya dapat memulai tren turun berikutnya ke US$ 15.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News