Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Beragam beleid yang menghambat industri rokok ternyata tak membuat konsumsi rokok berkurang. Bahkan, para pelaku industri yakin, prospek bisnis rokok masih akan bagus dalam jangka panjang.
Laporan tahunan Clarity Research Indonesia per 2011 menyebut, Indonesia adalah negara konsumsi rokok terbesar ketiga di dunia. Konsumsi rokok di Indonesia mencapai 317 miliar batang per tahun. Menurut hasil penelitian yang sama, bisnis rokok masih akan tumbuh 3%-4% dalam jangka lima tahun ke depan.
PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) pun yakin masih mampu meningkatkan pendapatan dan laba bersih mereka. Perusahaan rokok kretek yang berdiri pada 1994 ini pun terus berekspansi.
Wismilak berencana menambah mesin produksi dan memperluas pabrik. Untuk mendanai ekspansi tersebut, Wismilak menjual saham ke publik. Perusahaan ini kemudian menjual 629 juta saham ke publik, setara dengan 30% dari modal disetor.
Dari aksi initial public offering (IPO) itu, Wismilak berhasil menjual saham di harga Rp 650 per saham. Emiten yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2012 ini berhasil meraup dana sekitar Rp 409 miliar.
Berdasarkan prospektus Wismilak, dana hasil IPO sebesar 50% akan digunakan untuk belanja modal, 30% modal kerja dan sisanya untuk melunasi utang bank.
Tambah kapasitas
Emiten rokok ini berencana menambah kapasitas produksi sebesar 20% menjadi 3,6 miliar batang per tahun di tahun ini. Dengan begitu, pangsa pasar rokok Wismilak akan meningkat. Selama ini, pangsa pasar Wismilak tidak sebesar pesaing seperti Sampoerna, Gudang Garam, atau Djarum.
Pangsa pasar Wismilak baru 1% dari produksi rokok nasional dan pembelian pita cukai. Tapi, manajemen WIIM yakin, dengan konsisten menyasar segmen rokok kretek dan perbaikan kualitas, pangsa pasar mereka akan meningkat.
Direktur Utama Wismilak, Ronald Walla mengatakan, fokus pasar mereka akan tetap di dalam negeri. Namun, tidak menutup kemungkinan, Wismilak juga akan melebarkan pasar ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Hong Kong. "Di sana peminatnya cukup besar," tutur cucu pendiri Wismilak ini tanpa menyebut detail targetnya ekspor rokok.
Dana hasil IPO, kata Ronald, juga akan WIIM gunakan untuk membuat produk baru. Produsen rokok yang selama ini dikenal dengan merek Wismilak, Galan dan Diplomat ini akan meluncurkan produk rokok mild baru yang masih dirahasiakan brandnya. Rencananya, produk baru ini akan meluncur pada semester II tahun 2013 ini.
Wismilak mempunyai tiga anak perusahaan. Mereka adalah PT Gelora Djaja, PT Gawih Jaya dan PT Galan Gelora Djaja. Kegiatan usaha Gelora Djaja adalah memproduksi semua merek rokok Wismilak. Sementara, Gawih Jaya menjalankan distribusi dan pemasaran rokok. Adapun Galan Gelora, tidak aktif melakukan kegiatan usaha. Wismilak juga mempunyai bisnis pendukung yakni plastik dan laboratorium.
Meski mempunyai pangsa pasar yang kecil, kinerja Wismilak cenderung bertumbuh. Berdasarkan laporan keuangan, Wismilak mencetak pertumbuhan pendapatan yang konsisten dalam lima tahun terakhir.
Pendapatan Wismilak sampai akhir 2011 mencapai Rp 925 miliar dengan laba bersih senilai Rp 129 miliar. Sedangkan, hingga Juni 2012 pendapatan Wismilak mencapai Rp 484,42 miliar dan laba bersih Rp 38,93 miliar.
Tahun ini, Wismilak menargetkan bisa meningkatkan pendapatan hingga Rp 1,6 triliun dan laba bersih Rp 130 miliar. Ronald optimistis, Wismilak bisa memenuhi target tersebut dengan penambahan kapasitas dan pangsa pasar. Kemarin, harga saham WIIM berakhir di Rp 720 per saham, sama dengan harga sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News