kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis trade finance perbankan masih aman dari tren pelemahan rupiah


Senin, 09 April 2018 / 14:55 WIB
Bisnis trade finance perbankan masih aman dari tren pelemahan rupiah


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih optimis bisnis trade finance akan berpotensi cukup baik di 2018. Tren pelemahan rupiah dirasa masih belum akan mempengaruhi laju bisnis ini karena adanya instrumen mitigasi risiko yang disediakan.

Lihat saja PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) yang masih menganggap tren pelemahan rupiah awal tahun ini belum memberikan dampak signifikan kepada bisnis trade finance mereka.

Chief of Transaction Banking CIMB Niaga, Hendra Lembong bahkan menjelaskan, dampak dari pelemahan rupiah hampir tidak ada karena nasabah mereka banyak yang terlindungi oleh instrumen lindung nilai atau hedging.

“Sebagian lagi untuk trader menengah biasanya mereka menunggu atau wait and see, namun secara volume tidak terlalu terlihat karena banyak trader yang membutuhkan transaksi untuk keperluan bisnis mereka,” jelas Hendra, Minggu (9/4).

Selain itu menurutnya prilaku setiap nasabah trade finance berbeda, seperti untuk nasabah eksportir justru mereka mendapatkan insentif dari adanya pelemahan rupiah ini. Kendati begitu, ada beberapa eksportir yang menggunakan bahan baku impor jadi sedikit banyak ada yang berpengaruh namun tergantung dari antisipasi nasabah itu sendiri.

“Sejauh ini tumbuh masih baik, hingga Februari 2018 pertumbuhan sudah sampai dua digit namun tidak setinggi akhir tahun laku karena biasanya di kuartal IV pasti lebih tinggi,” ujar Hendra.

Pada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, (14/1), CIMB Niaga memproyeksikan pertumbuhan trade finance dapat menyentuh hingga dua digit di tahun 2018.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan perseroan per Desember 2017, pendapatan komisi atau fee based income (FBI) yang diterima CIMB Niaga dari transactional banking dan trade finance sebesar Rp 146 miliar atau sedikit turun 1,4% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 148 miliar.

Senada, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun belum merasakan dampak pelemahan rupiah terhadap kinerja bisnis trade finance mereka di awal tahun 2018.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI menjelaskan, pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar kurang lebih 2,09% di kuartal I 2018 dibanding kuartal I 2017, belum memberikan dampak negatif terhadap kinerja transaksi trade finance BNI .

“Bisnis trade finance Bank BNI terdiri dari ekspor, impor dan perdagangan dalam negeri, Outstanding trade finance BNI per Februari 2018 meningkat sebesar 42% yoy,” jelas Herry belum lama ini.

Pun, menurutnya, volume transaksi ekspor dan impor sendiri meningkat masing2 sebesar 12,7% yoy dan 38% yoy yang sejalan dengan pertumbuhan ekspor nasional per Januari 2018 meningkat 7.86% yoy dan pertumbuhan impor naik 26,44% yoy.

Dampak negatif tersebut dapat terhindari karena mayoritas nasabah importir eksportir BNI juga mendapatkan pendapatan dalam bentuk Dollar Amerika Serikat. Sebagai gambaran, Selama 2017, BNI membukukan pendapatan dari trade finance sebesar Rp 1,7 triliun, atau naik 30,61% yoy.

Pun, PT Bank Tabungan Negara Tbk melihat dampak negatif dari pelemahan rupiah terhadap trade finance belum nampak. Justru ini menstimulus transaksi dari eksportir.

Sindhu Rahadian Ardita, Kepala Divisi Corporate Loan & Syndication BTN menjelaskan, di BTN dampak tidak terlalu terasa karena kebanyakan transaksi masih dalam negeri. Kedepan pihaknya akan lebih aktif dalam transaksi yang berbasis valas.

“Nilai transaksi kami masih kecil, namun kami akan berupaya untuk membidik eksportir yang saat ini ada tanpa melihat spesifik target, tapi lebih kepada performance mereka,” jelas Sindhu.

Sebelumnya, BTN targetkan fee based income dari trade finance dan cash management 2017 bisa naik 25% yoy. Sekadar informasi, berdasarkan laporan perseroan per Desember 2017, pendapatan commissions, services dan admin fee BTN tumbuh 36,23% yoy menjadi Rp 893 miliar.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×