Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mencatatkan kinerja memuaskan sepanjang tahun 2009. Di periode tersebut, pendapatan SMCB mencapai Rp 5,94 triliun, meningkat 11,24% dari tahun sebelumnya. Laba bersih SMCB mencapai Rp 895,75 miliar, naik dua kali lipat dari 2008.
Budi Primawan, Corporate Communication Manager SMCB, mengatakan, kunci sukses di 2009 adalah keberhasilan perusahaannya menekan biaya operasional. Selain itu, SMCB juga menggenjot penjualan semen menjadi 7,2 juta ton. "Tahun sebelumnya, volume penjualan kami 6,9 juta ton semen," tuturnya.
Holcim juga diuntungkan laba kurs. Dengan kurs patokan di akhir 2009 sebesar Rp 9.400 per dollar AS, SMCB membukukan laba dari nilai tukar Rp 372,20 miliar. Di sepanjang 2008 mereka justru menderita rugi kurs Rp 532,04 miliar, dengan patokan kurs Rp 10.950 per dollar AS.
Pencapaian kinerja Holcim Indonesia jauh di atas perkiraan para analis. Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, hanya memproyeksikan pendapatan SMCB di 2009 Rp 5,3 triliun dengan laba bersih Rp 648,57 miliar. Jadi, realisasi pendapatan dan laba bersih SMCB lebih tinggi masing-masing 12,07% dan 38,11% dari hitungan Budi.
Menurut Budi, tingginya permintaan semen pada tahun lalu mendongkrak penjualan Holcim. Peningkatan bisnis konstruksi menjadi salah satu pemicunya. "Manajemen juga mampu mengelola produksi secara efisien," ujarnya.
Reza Nugraha, Analis Bhakti Securities, menyatakan, sepanjang 2009 nilai tukar mata uang dollar AS jauh lebih stabil. Ini yang memicu laba kurs SMCB. Apalagi, pada tahun ini, Holcim berniat mengurangi utang dalam bentuk dollar AS. "Ini akan membantu bisnis mereka. Holcim tidak akan terlalu terpengaruh pergerakan dollar AS," ujar Reza.
Dia memperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sepanjang tahun ini masih stabil. "Kurs dollar AS tidak akan melampaui Rp 10.000 per dollar AS," tutur Reza. Jika prediksi itu terjadi, Holcim berpeluang mengulang prestasi gemilang seperti tahun lalu.
Dalam proyeksi Reza, permintaan semen di sepanjang 2010 bakal meningkat dibandingkan tahun lalu. Dia menghitung, penjualan semen Holcim bakal tumbuh 5%-10% dibandingkan setahun lalu. Alasan Reza, proyek infrastruktur dan proyek properti domestik bakal marak lagi.
Karena itu, Reza memprediksi, pendapatan Holcim tahun ini naik 4,4% dari 2009 menjadi Rp 6,2 triliun. Adapun laba bersih SMCB diprediksi tumbuh 2,7% menjadi Rp 920 miliar. "Kinerja Holcim di tahun ini juga ditopang kenaikan harga semen," ujar Reza.
Budi mengkalkulasi, pendapatan Holcim akan meningkat 10% dari realisasi pendapatan tahun lalu. "Saya juga memproyeksikan tahun ini nilai kurs akan stabil," ucap Budi, tanpa menyebutkan target laba bersih SMCB.
Melihat prospek bisnis semen yang masih cerah, kedua analis memasang rekomendasi beli untuk saham SMCB. Reza menargetkan harga saham SMCB bisa naik 21% menjadi Rp 2.050 per saham di akhir 2010. Sedang Budi meramal SMCB sebesar Rp 1.900 per saham.
Harga SMCB per Senin (22/2) ditutup naik 3,66% menjadi Rp 1.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News