kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Bisnis Emas Jadi Andalan, Investor Asing Mulai Borong Saham Bank Ini


Selasa, 13 Mei 2025 / 17:35 WIB
Bisnis Emas Jadi Andalan, Investor Asing Mulai Borong Saham Bank Ini
ILUSTRASI. Selama sebulan terakhir, aksi beli bersih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) oleh investor asing yang mencapai Rp 520 miliar. KONTAN/Baihaki/28/11/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah beberapa bulan terakhir melakukan aksi jual, investor asing kini tampaknya mulai kembali memburu beberapa saham bank besar. Salah satu yang mendapat anugerah tersebut adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Melansir data RTI, sebulan terakhir, saham bank syariah terbesar di Indonesia ini terpantau banyak diborong investor asing. Aksi beli bersih BRIS oleh investor asing yang mencapai Rp 520 miliar selama periode tersebut.

Adapun, investor asing banyak melakukan pembelian BRIS melalui Verdhana Sekuritas Indonesia dengan nilai mencapai Rp 267,7 miliar untuk periode sebulan terakhir. Lebih lanjut, CGS International Sekuritas yang membeli BRIS senilai Rp 162,8 miliar.

Hal tersebut tentunya mendorong harga BRIS yang naik cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Di mana, BRIS terpantau meningkat sekitar 28,11% selama sebulan dan kini diperdagangkan di harga Rp 2.780 per saham.

Dari sisi fundamental, laba bersih BRIS di tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 10% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1,9 triliun. Ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 9% YoY dan pendapatan berbasis biaya dan operasional lainnya yang melonjak 36,5% YoY. 

Baca Juga: Saham Bank BUMN Diobral, BBCA dan BRIS Diborong Asing! Begini Kata Analis

Beberapa analis pun menyoroti terkait pendapatan non bunga yang tumbuh cukup signifikan di kuartal I/2025 ini. Misalnya Sinarmas Sekuritas mencatat pendapatan berbasis biaya dan operasional lainnya menyumbang 22% dari total pendapatan operasional.

“Untuk pertama kalinya melampaui ambang batas 20%, didorong oleh segmen emas, treasury, dan bancassurance. Alhasil, PPOP tumbuh 11,2% YoY,” ujar analis Sinarmas Sekuritas Ivan Purnama Putera dalam risetnya dikutip Selasa (13/5).

Ivan mencatat bisnis emas terus menjadi katalis pertumbuhan yang pada akhirnya mendorong pendapatan berbasis biaya maupun pembiayaan. Menurutnya, ini menciptakan prospek yang kuat untuk tahun ini. 

“Dengan status baru sebagai bank bullion, BRIS kini memperluas layanan emasnya untuk mencakup transaksi jual-beli dan penitipan emas,” tambah Ivan.

Baca Juga: Kinerja BSI Tumbuh Solid, Saham BRIS Naik 28,21%

Sependapat, Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman mengungkapkan bisnis emas BSI memang menjadi salah satu penopang dari kinerja bank syariah ini. Dalam hal ini, terkait pembiayaan emas yang juga mengalami peningkatan.

Mereka melihat pembiayaan emas menunjukkan pertumbuhan solid, dengan cicilan naik 170% YoY dan gadai emas tumbuh 35% YoY. Adapun, segmen emas menyumbang lebih dari 5% dari total pinjaman, mereka pun melihat hal tersebut akan terus berkontribusi signifikan ke depan.

“Meski demikian, BRIS tetap akan memprioritaskan penyaluran kredit ke segmen konsumer dalam jangka pendek hingga menengah,” ujar mereka dalam risetnya.

Di sisi lain, analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chenlim mengungkapkan bahwa ada beberapa risiko yang perlu dipantau. Meskipun, prospek pertumbuhan laba hingga akhir tahun tetap kuat. 

Beberapa risiko utama yang dapat mendorong atau menghambat proyeksi Maybank Sekuritas antara lain, divestasi saham BRIS yang dapat meningkatkan free float, pertumbuhan ekonomi syariah yang lemah,hingga memburuknya kualitas pembiayaan.

“Namun demikian, pertumbuhan laba BRIS tetap yang tertinggi di antara emiten dalam cakupan kami, dan kami memperkirakan pertumbuhan yang berkelanjutan ke depan, ditopang oleh bisnis emas dan sumber pendanaan yang lebih murah,” tulis Jeffrosenberg.

 

Berdasarkan beberapa sentimen tersebut, Maybank Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dan target harga Rp3.600. Ini berdasarkan valuasi 3,2x Price-to-Book Value (P/BV) untuk estimasi tahun 2025.

Sementara itu, Ivan pun mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga yang sedikit diturunkan menjadi Rp3.700. Ini mencerminkan valuasi 3,3x P/BV selama tahun 2025 menyusul revisi estimasi laba.

Terakhir, rekomendasi beli juga dipertahankan oleh analis Samuel Sekuritas dengan target harga 12 bulan sebesar Rp3.300 per saham. 

Selanjutnya: Harga Emas Naik Seiring Pelemahan Dolar AS dan Optimisme Perdagangan yang Memudar

Menarik Dibaca: WHO Laporkan 9 Kasus MERS CoV di Arab Saudi, 2 Orang Meninggal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×