kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bisnis digital moncer, simak rekomendasi saham emiten media dari analis berikut


Selasa, 17 Agustus 2021 / 15:02 WIB
Bisnis digital moncer, simak rekomendasi saham emiten media dari analis berikut
ILUSTRASI. Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segmen digital menjadi salah satu tumpuan bagi emiten di sektor media dalam menjalankan bisnisnya. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) saat ini masih dalam pengembangan dalam lini bisnis digital.

Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra mengatakan, saat ini ada pertumbuhan yang besar dari segmen digital. Walaupun kontribusinya masih kecil, tetapi terdapat perpindahan pengiklan dari konvensional ke digital. 

“Akibatnya, ke depannya kontribusi terhadap belanja iklan keseluruhan juga akan ikut naik,” kata Nashrullah.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Nastasya dalam risetnya yang dirilis pada 14 Juni 2021 juga memperkirakan iklan video menjadi hal inti dari periklanan digital Indonesia. 

Ia menilai, ini disebabkan oleh perubahan perilaku menonton dari konsumen Indonesia ke arah iklan video dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya Faktor keterjangkauan paket internet menunjang kenaikan tren ini.

Baca Juga: Sektor e-commerce akan memimpin pertumbuhan belanja digital di televisi

Dengan tumbuhnya platform over the top (OTT) di Indonesia, MNCN dan SCMA sebagai emiten di sektor media masih membangun pelanggannya dengan model bisnis yang berbeda. 

Menggunakan konsep advertising video on demand (AVOD), RCTI+ MNCN bekerja dengan membangun lalu lintas massal dan memonetisasinya melalui iklan. Christine memperkirakan pendapatan digital MNCN akan mencapai Rp 1,3 triliun pada tahun 2021.

Sedangkan Vidio SCMA dengan model bisnis subscriber video on demand (SVOD) sudah mendapatkan 1,5 juta pelanggan premier. 

Christine memperkirakan, tumbuhnya jumlah pelanggan karena program olahraga yang kembali, dan drama series yang dirilis di Vidio. Vidio berharap dapat mencapai 2 juta pelanggan di akhir tahun 2021, yang didukung oleh program olahraga.

Di semester II-2021, sektor media dinilai masih menghadapi pada beberapa hambatan kinerja, Christine menaksir, adanya PPKM yang ketat, yang akan melemahkan belanja iklan, dan persaingan yang ketat di industri yang akan menyebabkan pembatasan kenaikan tarif.

Senada, Nashrullah berpandangan, kenaikan kasus Covid-19 yang berkepanjangan akan membuat minat perusahaan pengiklan turun.

Di sektor ini, MNCN menjadi emiten yang menarik. Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny menilai kinerja MNCN berada di depan SCMA. Menurutnya ini didorong oleh beberapa sentimen, seperti pe

Selain itu, MNCN dinilai berkinerja lebih baik untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi di tahun ini.

Nashrullah juga melihat MNCN menarik di sektor ini. ini menurutnya karena valuasi yang masih terdiskon jauh dari SCMA. 

Nashrullah merekomendasikan MNCN beli dengan target harga Rp 1.650 per saham.

Sementara itu, Christine merekomendasikan beli MNCN dan SMCA dengan masing-masing target harga Rp 1.600 per saham dan Rp 2.000 per saham.

Sedangkan Andreas merekomendasikan MNCN beli dengan target harga Rp 1.450 per saham.

Selanjutnya: Sektor e-commerce akan memimpin pertumbuhan belanja digital di televisi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×