Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi suku bunga bakal memberikan dampak pada emiten perbankan, termasuk PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS). Potensi pasar bank Syariah di Indonesia yang bisa dimanfaatkan BTPS dinilai masih terbuka lebar.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai dampak dari potensi kenaikan suku bunga bakal terasa pada saham perbankan, termasuk BTPS karena bisa menurunkan penyaluran kredit.
Di sisi lain, Nico menilai adanya pemulihan ekonomi di Indonesia yang berjalan dengan baik, bisa menjadi kunci bahwa aktivitas ekonomi masih berjalan baik. Ini lah yang bisa memberikan angin segar pada BTPS.
“Daya beli masih terjaga sehingga akan menjaga penurunan penyaluran kredit. Pun, kalau ada penurunan mungkin tidak akan turun signifikan. Masih ada batas toleransi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (8/9).
Baca Juga: Margin Perbankan Semakin Mekar
Adapun pada semester pertama tahun ini, penyaluran pembiayaan BPTN Syariah mencapai Rp 11,1 triliun atau naik 11% secara tahunan atawa year on year (YoY) dari realisasi tahun lalu. BTPS juga mencatatkan rasio kecukupan modal (CAR) di atas 48%. Dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 11,9 triliun.
Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 856 miliar atau melebih NPAT tahun 2021 yang sebesar Rp 770 miliar.
Dari sisi pangsa pasar, Nico mencermati pasar syariah di Indonesia masih peluang yang sangat besar. Tinggal sejauh mana BTPS bisa mengembangkan dan menangkap peluang yang ada.
Baca Juga: Laba BTPN Syariah Naik Menjadi Rp 856 Miliar, Pembiayaan Tumbuh 11% Jadi Rp 11,1 T
Senada, Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menilai memang dengan adanya BRIS sebagai bank syariah terbesar, apalagi sebagai bank BUMN dapat menggerus pangsa pasar BTPS.
“Jika melihat industri bank syariah di Indonesia juga masih memiliki ruang untuk tumbuh sehingga BTPS akan memiliki kontribusi dalam pengembangan market share,” imbuh Lukman.
Hingga akhir tahun, Lukman menilai BTPS masih cukup prospektif. Hal ini didukung dari ekonomi Indonesia yang lebih kuat serta potensi pasar bank Syariah yang masih berpotensi terus bertumbuh sehingga meningkatkan loan growth.
Dia bilang investor bisa memperhatikan saham BTPS dengan support Rp 2.870 dan resistance Rp 3.500. Sementara, Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan beli pada saham BTPS dengan target harga Rp 4.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News