Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gempuran produk tekstil impor dan aksi dumping sejumlah negara membuat emiten sektor tekstil ketar-ketir, bahkan beberapa sudah ada yang sampai gulung tikar.
Tekanan bisnis juga juga dirasakan PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), perusahaan tekstil dan benang filamen. Assistant President Director Corporate Communications POLY, Prama Yudha Amdan mengatakan, maraknya produk impor dan dumping mempengaruhi kinerja mereka.
"Secara umum kami tidak menolak aktivitas impor, karena itu hal yang wajar dalam aktivitas bisnis. Yang kami tolak itu aktivitas dumping," kata Prama, Senin (24/9)
Akibat dumping ini, harga produk impor menjadi jauh di bawah harga normal. Normalnya perbedaan harga 5% - 6% atau maksimal 8%. "Namun yang menjadi masalah, ketika menjual jauh hingga selisih harga 13% sampai 14% lebih murah," kata Prama
Untuk mengatasi ini, manajemen POLY mengantisipasi dengan mengurangi margin EBITDA. Kompensasinya dengan meningkatkan penjualan di produk-produk bernilai tambah seperti serat untuk anti api, serat untuk otomotif, benang untuk otomotif. "Kami memperluas porsi penjualannya untuk produk non apparel, yang saat ini penjualannya 25%-30% dan berencana untuk meningkatkannya," kata Prama.
Meskipun begitu, POLY belum ada rencana untuk merevisi target kinerja. Target pendapatan tetap dipatok meningkat 10% - 12% dari tahun lalu. Catatan saja, pendapatan POLY pada 2017 lalu sebesar US$ 396,61 juta, meningkat 11% dari tahun 2016 sebesar US$ 355,74 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
