Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meski penjualan kendaraan roda empat masih pelan, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk tetap berhasil meningkatkan pangsa pasar di tahun lalu. Tak heran, perusahaan ini yakin kinerja keuangannya tahun ini bisa tumbuh tinggi.
Emiten dengan kode saham CARS ini menargetkan pendapatan di akhir 2017 bisa mencapai Rp 7,8 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 14,7% dibandingkan pendapatan yang diraih di 2016. Lalu, laba bersihnya diharapkan bisa melambung hingga 59,3% menjadi sebesar Rp 263 miliar.
Saat ini, CARS memiliki empat lini bisnis, yaitu bisnis diler mobil Toyota, jasa pembiayaan otomotif, rental dan bengkel. Perusahaan ini sudah menjalin kemitraan dengan Toyota selama 40 tahun.
Direktur Utama Bintraco Dharma Sebastianus Harno Budi mengatakan, optimalisasi jaringan dan inovasi produk merupakan strategi utama untuk menjaga kinerja positif di tahun ini.
Salah satu agenda ekspansi yang disiapkan yakni membangun dua diler baru di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Diler baru ini akan menambah jumlah diler CARS saat ini yang mencapai 22 jaringan diler dan 13 outlet Toyota.
Bukan cuma itu, di 2018 mendatang, anak usaha CARS, PT New Ratna Motor (NRM), sebagai pemilik jaringan diler Toyota, berencana menambah dua diler lagi di Yogyakarta dan Kendal. "Setiap pembangunan satu diler menelan dana investasi sekitar Rp 40 miliar," beber Sebastianus kepada KONTAN.
Dengan tambahan diler baru, CARS optimistis bisa menjual 30.000 unit mobil. Penjualan itu naik 11% dibandingkan penjualan 2016 yang mencapai 27.000 unit.
Sepanjang tahun lalu, pangsa pasar perusahaan penjualan mobil ini meningkat menjadi 31,9%, dibandingkan pangsa pasar tahun sebelumnya yang baru sebesar 29,1%. Dengan penjualan mobil yang tumbuh, CARS menargetkan bisa menambah pangsa pasar lebih tinggi lagi tahun ini.
Bisnis pembiayaan
CARS juga akan menggenjot bisnis jasa pembiayaan. Saat ini CARS melalui anak usahanya, PT Andalan Finance Indonesia (AFI), memiliki 37 cabang pembiayaan otomotif. Rencananya tahun ini CARS akan menambah lima cabang baru, yakni dua cabang di Jawa Barat, dua cabang di Jawa Tengah dan satu cabang di Sumatra. Investasi perĀ outletĀ sekitar Rp 2 miliar.
Sepanjang 2016 lalu, CARS membukukan volume kontrak pembiayaan baru sebanyak 35.038 unit dengan nilai Rp 3,5 triliun. Nilai itu tumbuh 24% dibandingkan tahun 2015.
Nah, tahun ini, CARS membidik penyaluran kontrak pembiayaan mencapai 40.000 unit dengan nilai Rp 3,9 triliun. Hingga April 2017 nilai penyaluran kontrak sudah mencapai Rp 1,2 triliun, atau tumbuh 20% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain bisnis diler otomotif dan jasa pembiayaan, CARS juga menyediakan jasa dan produk pendukung lainnya, yaitu rental mobil dan aksesoris mobil. Di bisnis ini, CARS memiliki 500 unit kendaraan. Perusahaan menargetkan menambah 500 unit kendaraan baru, sehingga jumlahnya naik dua kali lipat.
Lalu, di bisnis bengkel, CARS mencari peluang pertumbuhan dengan cara akuisisi ataupun dengan membangun bengkel modern.
Hingga tutup tahun 2016, CARS mencatatkan pendapatan Rp 6,79 triliun, naik 20,1% dibandingkan pendapatan 2015 sebesar Rp 5,67 triliun. Sementara itu, laba bersihnya mencapai Rp 164,5 miliar atau tumbuh 51,8% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 108,3 miliar. Nilai aset CARS di 2016 juga meningkat dari sebelumnya Rp 5,8 triliun, menjadi Rp 6,4 triliun.
Sekitar 30% dari laba bersih itu langsung disebar kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Nilainya mencapai Rp 49,5 miliar atau Rp 33 per saham. Rencananya perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April lalu ini akan membagikan dividen pada 23 Juni mendatang.
Saham masih stagnan
PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) didirikan pada 1 Juni 1969. CARS bergerak di bisnis diler Toyota, usaha jasa pembiayaan kendaraan bermotor, bengkel dan penyewaan kendaraan.
Pada 10 April 2017, CARS resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menjual 150 juta saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan mematok harga saham perdana Rp 1.750 per saham, CARS mengantongi dana Rp 262,5 miliar dari IPO. Dana IPO itu digunakan untuk belanja modal dan investasi.
Saat ini, saham CARS dikempit oleh PT Ahabe Niaga Selaras sebesar 81%. Lalu, PT Superior Coach menggenggam 9% saham.
Semenjak IPO, harga saham CARS tergerus 4,5%. Pada perdagangan Jumat (2/6), saham CARS masih stagnan di level Rp 1.670.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News