Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO) berjalan lancar. Perusahaan diler otomotif dan jasa pembiayaan ini akan menawarkan 150 juta saham baru, setara 10% modal ditempatkan dan disetor penuh.
Perusahaan ini akhirnya menetapkan harga IPO di kisaran Rp 1.750-Rp 2.300 per saham. Jadi, dari aksi korporasi ini, Bintraco berpotensi mendapat dana Rp 262,5 miliar-Rp 345 miliar. Pemegang saham perseroan, PT Superior Coach, juga melakukan penawaran terbatas atas 135 juta saham miliknya, setara 9% saham, di harga yang sama.
Direktur Utama Bintraco Dharma Sebastianus Harno Budi menjelaskan, sekitar 33% dana IPO digunakan untuk belanja modal, demi pengembangan perseroan dan entitas anak. Lalu, 33% lainnya untuk investasi, baik akuisisi ataupun perluasan dan pengembangan usaha. Sisanya digunakan untuk modal kerja, seperti membeli persediaan mobil dan suku cadang.
Perseroan ini telah menunjuk PT CIMB Securities Indonesia dan PT Ciptadana Securities sebagai penjamin pelaksana efek. Direktur CIMB Securities Nelwin Aldriansyah mengatakan, penetapan harga IPO tersebut mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 9 kali hingga 12 kali. "Sehingga jika dibandingkan dengan PER industri dan perusahaan sejenis, harga ini masih kompetitif," ujar dia, Rabu (1/3).
Sebagai informasi, perseroan merupakan holding dari beberapa anak usaha yang bergerak di pembiayaan otomotif dan diler mobil. Saat ini, perseroan memiliki 22 jaringan diler Toyota di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Rencananya, tahun depan Bintraco menambah dua diler lagi.
Perseroan ini telah menjalin kemitraan dengan Toyota selama 40 tahun. "Sekarang kami sedang proses membangun dua outlet tambahan di Kota Demak dan Purbalingga. Setelah itu, juga ada penambahan diler untuk tahun depan, di Kendal dan Yogyakarta," kata Sebastianus.
Perusahaan ini juga sedang mengkaji rencana mengakuisisi ataupun membuka lini bisnis baru. "Setelah IPO baru kami mulai mencari target akuisisi," imbuh dia.
Tahun ini, Bintraco optimistis dapat melego 31.000 unit mobil, naik 14,8% dari penjualan di 2016 sebanyak 27.000 unit. Perseroan ini mengincar pertumbuhan pendapatan dan laba 20% di 2017.
Hingga kuartal III-2016, perseroan ini membukukan pendapatan Rp 4,9 triliun, melesat 23,6% ketimbang di periode yang sama 2016 lalu. Mayoritas pendapatan berasal dari sektor otomotif, yakni sekitar 86,3%. Sisanya dari pembiayaan kendaraan bermotor.
Tak hanya di dalam negeri, saham Bintraco juga akan ditawarkan ke luar negeri, di antaranya ke Kuala Lumpur dan Singapura. Usai IPO, perseroan ini memiliki kebijakan dividen maksimal 50% dari laba bersih tahun berjalan.
Penawaran awal dilakukan pada 1- 9 Maret ini. Perkiraan tanggal efektif pada 17 Maret 2017. Lalu, penawaran umum rencananya digelar pada 21- 23 Maret. Saham Bintraco rencananya dicatatkan di BEI 30 Maret mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News