Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Satu lagi penawaran obligasi korporasi. Kali ini, PT Bima Multi Finance menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp 150 miliar.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, surat utang ini diterbitkan dalam dua seri. Yakni, seri A senilai Rp 30 miliar ditawarkan dengan kupon 13,5%. Seri ini bertenor dua tahun dan akan jatuh tempo 2 Januari 2017.
Kemudian seri B senilai Rp 40 miliar diterbitkan dengan kupon 14,5%. Seri ini berjangka waktu tiga tahun dan akan jatuh tempo pada 22 Desember 2018.
Sisa pokok yang ditawarkan , sebanyak-banyaknya Rp 80 miliar dijamin dengan kesanggupan terbaik atau best effort. Yang terdiri dari seri A dengan jumlah pokok Rp 78 miliar dan kupon 13,5%.
Adapun tenor satu tahun. Serta, seri B dengan jumlah pokok Rp 2 miliar dan kupon 14,5%. Sedangkan tenor ditetapkan tiga tahun.
Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) I senilai total Rp 300 miliar. Untuk penerbitan tahap II akan ditentukan kemudian.
Obligasi ini akan dicatatkan di bursa efek Indonesia (BEI) pada 23 Desember 2015. Untuk pembayaran bunga pertama obligasi akan dilakukan pada 22 Maret 2016. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yakni PT Trimegah Securities Tbk dan PT Victoria Securities Indonesia.
Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan timing penerbitan obligasi di akhir tahun cukup baik. Pasalnya, investor biasanya masih memiliki ruang pendanaan akhir tahun untuk memoles portfolio..
Desmon memperkirakan penerbitan obligasi korporasi di kuartal I tahun depan masih akan ramai. Diprediksi, korporasi akan banyak menerbitkan pada akhir Februari dan Maret. "Sebab di awal tahun inflasi biasanya tinggi, sehingga korporasi akan mengambil timing di akhir Februari," ujar Desmon.
Banyaknya penerbitan obligasi tahun depan ditopang oleh potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate secara bertahap. Penurunan tahap awal sekitar 25 basis poin dari posisi saat ini di level 7,5%.
Penurunan tersebut akan mendorong penurunan yield SUN yang menjadi acuan penerbitan obligasi korporasi. Ujung-ujungnya, cost of fund penerbitan obligasi korporasi juga ikut turun.
Selain itu, kata Desmon, obligasi masih menjadi alternatif sumber pendanaan tahun depan untuk ekspansi usaha dan refinancing.
Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula memperkirakan BI Rate tahun depan akan turun ke level 7% hingga 7,25% dan inflasi dikisaran 4% hingga 4,75%. Sedangkan yield SUN bertenor 10 tahun di tahun depan akan turun ke kisaran 7,65% hingga 8,15%. Penurunan yield tersebut diprediksi juga akan diikuti oleh turunnya kupon obligasi korporasi.
"Namun apabila pasar obligasi pemerintah akan mengalami volatilitas, maka kupon korporasi akan tetap," ujar Ezra.
Hingga kini, emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di bursa efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2015 adalah 50 emisi dari 36 emiten senilai Rp 60,72 triliun.
Secara outstanding, total emisi obligasi yang tercatat di BEI berjumlah 279 emisi dengan nilai nominal sebesar Rp249,57 Triliun dan US$100 juta, diterbitkan oleh 102 emiten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News