Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5%, nampaknya hanya memberikan angin segar jangka pendek terhadap bursa saham. Kendati demikian perlu strategi investasi yang berbeda menghadapi ketidakpastian pasar akhir-akhir ini.
Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan, dalam kondisi di mana BI masih menahan suku bunga sementara Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed kian agresif mengerek suku bunga, maka perlu strategi investasi dengan durasi jangka pendek.
Gama mengatakan, obligasi korporasi masih menjadi pilihan yang menarik untuk saat ini, dikarenakan masih akan lebih less volatile jika dibandingkan dengan obligasi negara secara history.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Telah Terdepresiasi 4,90% Sejak Awal 2022
"Kami juga akan secara aktif mengelola portofolio kami sehingga jika ada opportunity yang bagus di market akan kami coba manfaatkan," ujarnya, Kamis (21/7).
Gama mengatakan, untuk ke depannya akan tetap terus memantau kondisi market baik secara global maupun domestik dan ketika semuanya sudah membaik masuk ke obligasi menjadi pilihan.
Ia bilang, jika inflasi secara global sudah cukup melandai serta suku bunga dari FED juga sudah lebih tahu arahnya, serta data Indonesia masih kuat sehingga inflasi di Indonesia juga masih akan terjaga dengan suku bunga yang sudah sesuai dengan ekspektasi market, maka seharusnya volatilitas di market obligasi bisa lebih berkurang dan ada kemungkinan untuk rally di pasar obligasi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News