Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi diprediksi semakin membanjir menyusul penurunan suku bunga acuan BI atau BI rate ke level 6,5%.
Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, kredit perbankan belum mampu menurunkan suku bunga kredit secara agresif. Akibatnya, emiten akan memilih penerbitan surat utang ketimbang mengajukan pinjaman perbankan.
Di sisi lain, permintaan investor terhadap obligasi juga masih tinggi.
"Dengan penurunan BI Rate, investor akan mencari alternatif penempatan dana di saat bunga deposito kian melandai," ujar Made, Jakarta, Kamis (23/6).
Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra menilai, turunnya BI rate memicu penurunan yield obligasi di pasar sekunder.
Cost of fund penerbitan obligasi korporasi untuk membayar kupon juga ikut turun sehingga emiten akan menerbitkan obligasi.
"Penerbitan obligasi korporasi di kuartal IV biasanya lebih ramai," ujar Salyadi.
Dia menghitung total penerbitan obligasi korporasi tahun ini bisa mencapai Rp 90 triliun. Asumsi tersebut memperhitungkan mandat yang diterima Pefindo untuk penerbitan obligasi korporasi Juni dan kuartal III tahun 2016 mencapai Rp 44,17 triliun.
Sementara itu, emisi obligasi korporasi yang telah tercatat di BEI hingga akhir Mei 2016 mencapai Rp 27,24 triliun.
"Penerbitan obligasi korporasi di kuartal IV tahun ini bisa mencapai Rp 20 triliun," tambah dia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penerbitan obligasi pada 2015 hanya mencapai Rp 63,27 triliun. Sedangkan pada 2013 dan 2014 masing-masing hanya sebesar Rp 57,76 triliun dan Rp 48,62 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News