Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada awal perdagangan valas domestik hari ini, pergerakan rupiah terhadap dollar AS terdepresiasi tipis ke posisi 9.577. Sekadar mengingatkan, pada akhir pekan lalu posisi rupiah berada di level 9.552.
Kepala Riset Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI) Nurul Eti Nurbaeti menyebut, rupiah kembali terdepresiasi karena kondisi di Eropa yang tidak kondusif pasca pertemuan Angela Merkel dengan Francois Hollande pada akhir pekan kemarin.
Namun dia memprediksi, untuk perdagangan hari ini (24/9), pasangan USD/IDR berpotensi bergerak dengan kecenderungan menguat pada kisaran 9.535-9.605.
"BI diprediksi akan kembali masuk ke pasar apabila rupiah dinilai sudah terlalu lemah," ujar Nurul, Senin (24/9).
Selain itu, faktor lainnya adalah sentimen Italia dan Spanyol yang bersedia mendapat bailout internasional untuk mengatasi krisis utangnya. "Support ECB yang melakukan bond buying program, menekan imbal hasil hasil terutama bond Spanyol dan Italia," kata Nurul.
Saat ini, yield obligasi Spanyol sebesar 5,761 sedangkan yield Italia berada di kisaran 5,807.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News