Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) memperbaiki kinerja di kuartal pertama. Dalam tiga bulan awal di 2010, BHIT mengantongi laba bersih Rp 152,6 miliar, bertolak belakang dengan hasil di periode sama tahun lalu, yaitu rugi bersih Rp 123,962 miliar.
Dalam laporan keuangan per akhir Maret 2010 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/5), pendapatan usaha BHIT naik 17,05% dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp 1,51 triliun. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari bisnis media dan penyiaran yang naik 15,19% menjadi Rp 1,01 triliun.
Penghasilan media berbasis pelanggan BHIT meningkat 25,88% dari Rp 250,26 miliar menjadi Rp Rp 315,03 miliar. Sedang bisnis pembiayaan dan efek menyumbang pendapatan Rp 102,11 miliar, meningkat 141,28% dari 2009. Sedang biaya operasional BHIT sepanjang kuartal pertama 2010 adalah Rp 1,08 triliun, turun 1,82% dari tahun lalu.
BHIT juga mengantongi keuntungan kurs Rp 114,49 miliar, berbanding kerugian kurs Rp 123,41 miliar di 2009.
Wakil Kepala Riset Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere, bilang, BHIT berhasil meningkatkan efisiensi operasional. Penguatan nilai tukar rupiah juga membawa berkah bagi BHIT.
Namun, Nico mengingatkan investor untuk berpikir dua kali sebelum memborong BHIT. Ia beralasan, berbagai rencana aksi korporasi yang digembar-gemborkan BHIT barulah sebatas wacana. Sedang hal yang penting, seperti sumber pendanaan, belum jelas. "Ada semacam spekulasi di saham ini," tuturnya. Dengan alasan itu, Nico menilai BHIT hanya cocok untuk investasi jangka pendek.
Karena berbagai rencana korporasi masih belum jelas, Nico tidak memiliki proyeksi harga saham perusahaan tersebut. Pada penutupan Senin (3/5), harga BHIT turun 2,47% menjadi Rp 790 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
