Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) tengah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi tahun ini. Perseroan akan melakukan penyelesaian akuisisi delapan konsesi tambang, bank komersial, serta perusahaan asuransi.
Wandhy Wira Riady, Direktur Keuangan BHIT mengungkapkan, tahun ini, perseroan akan menyelesaikan akuisisi delapan konsesi pertambangan yang terletak di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
"Sudah dalam tahap akhir, sebentar lagi close," ujarnya, Rabu (2/5). Namun, ia masih belum mau menyebut berapa nilai akuisisi tersebut.
Saat ini, dari konsesi tambang batubara yang dimiliki, produksi batubara induk usaha grup MNC tersebut sekitar 470.000 ton. Adapun kemampuan produksi batubara di Kalimantan Timur itu sekitar 100.000 ton per bulan. Di kuartal II, kemampuan produksinya diperkirakan naik hingga 150.000 ton per bulan. Hingga akhir tahun nanti, diharapkan kemampuan produksinya terus meningkat hingga 200.000 ton per bulan.
Dengan demikian, hingga akhir 2012 produksi batubara dari tambang ini diharapkan mencapai 4 juta ton. Sumber daya batubara di konsesi Kalimantan ini sekitar 30 juta metrik ton.
Sementara dari tambangnya di Sumatera Selatan ditargetkan bisa mencatatkan produksi sebanyak 5 juta ton.
Selain konsesi pertambangan, BHIT berniat mengakuisisi bank devisa yang sahamnya tercatat di BEI. Darma Putra, Direktur BHIT menjelaskan, bank komersial tersebut merupakan bank dengan kisaran aset Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun.
"Kami menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk akuisisi ini," paparnya. Namun, Darma belum mau membeberkan identitas bank yang dimaksud. Alasannya, saat ini pihaknya masih melakukan negosiasi. Yang jelas, perseroan menargetkan akuisisi itu bisa terlaksana di semester II tahun ini. Dalam akuisisi ini, BHIT berniat menjadi pemilik mayoritas.
Selain bank, BHIT juga mengincar satu perusahaan asuransi. Darma mengaku belum tahu berapa dana yang dibutuhkan. "Tetapi kalau bisa yang asetnya di atas Rp 1 triliun," tutur Darma.
Sumber pendanaan untuk akuisisi itu beragam. Mulai dari divestasi hingga obligasi. Perseroan akan melepas kepemilikan sahamnya di Indovision melalui IPO MnC Sky Vision. BHIT menguasai 20% saham Indovision. Sebagian akan dilepas dan dananya akan digunakan untuk mengakuisisi perbankan.
Di samping itu, dalam waktu dekat ini perseroan akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun. Dana itu akan digunakan untuk modal kerja. Jadi, fulus tersebut akan disuntikan ke sejumlah anak usahanya, termasuk Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCAP).
"Nanti akuisisi bank dan asuransi akan dilakukan melalui BCAP," papar Darma. Sayang, manajemen belum mau mengatakan terkait total dana yang diperlukan untuk belanja modal. Darma hanya bilang, jumlahnya cukup besar. Sumber pendanaan, kata dia, bervariasi. Selain dari kas internal, perseroan juga mempertimbangkan untuk melakukan rights issue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News