Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT MNC Investama Tbk (BHIT) akan menjual saham hasil pembelian kembali (buyback). Jumlah saham simpanan yang akan dijual kembali ke pasar itu merupakan saham buyback BHIT pada tahun 2008. Jumlah saham tersebut mencapai 208,28 juta saham.
Santi Paramitha, Sekretaris Perusahaan BHIT, mengatakan, perseroan telah menunjuk PT MNC Securities sebagai broker transaksi. "Waktu pelaksanaan penjualan saham dilakukan sesuai aturan, terhitung mulai 14 hari setelah terbitnya keterbukaan informasi," ujar dia, Jumat (5/8).
Belum disebutkan berapa rentang harga penjualan dalam aksi korporasi ini. Namun, jika mengacu harga BHIT saat ini sebesar Rp 269 per saham, perseroan berpotensi memperoleh dana segar sekitar Rp 56,02 miliar. Selain melepas saham simpanan, dalam waktu dekat ini, BHIT juga berencana melakukan penambahan modal tanpa hal memesan efek terlebih dahulu alias private placement.
BHIT akan menerbitkan sebanyak-banyak 3,47 miliar saham atau 10% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Perusahaan ini akan meminta restu aksi korporasi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 21 Mei 2015.
Dengan private placement, BHIT mengaku mendapat tambahan modal kerja tanpa membebani pemegang saham saat ini. Selain itu, struktur permodalan dan keuangan emiten ini akan meningkat. Jumlah saham beredar akan bertambah, sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan, serta memberikan kesempatan bagi perseroan untuk mengundang investor strategis.
Setelah private placement kali ini, jumlah modal ditempatkan dan disetor BHIT masing-masing akan berubah dari 3,8 miliar saham menjadi 42,3 miliar saham. Sementara saham dalam portepel akan berubah dari 76,12 miliar saham menjadi 72,66 miliar saham. Sepanjang kuartal I-2015, kinerja BHIT tak terlalu apik.
Emiten ini menderita rugi bersih Rp 208 miliar pada kuartal I-2015. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya BHIT masih untung bersih Rp 385 miliar. Menurut Robert Satrya, Hubungan Investor BHIT, kerugian tersebut terjadi karena tingginya kerugian nilai tukar mata uang asing yang belum terealisasi dan juga kenaikan biaya bunga pinjaman pada induk dan anak usaha sektor media. Padahal pendapatan BHIT meningkat 14,2% menjadi Rp 3,2 triliun.
Robert mengatakan, kenaikan pada konsolidasi pendapatan adalah hasil pencapaian kinerja berkelanjutan masing-masing entitas anak usaha BHIT. Kontributor terbesar BHIT dari pendapatan sektor media 80,8%, lembaga keuangan 10,2%, dan pendapatan lain berkontribusi 9,0%. Jumat (8/5) harga saham BHIT naik 6,32% di Rp 269 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News