kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEST berencana pangkas capex


Senin, 07 September 2015 / 19:17 WIB
BEST berencana pangkas capex


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) berencana mengkaji revisi anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Pasalnya, dalam delapan bulan pertama perseroan baru berhasil menyerap separuh dari anggaran capex yang dipatok.

Hingga Agustus, serapan capex BEST baru Rp 400 miliar atau sekitar 50% dari capex yang dipatok perseroan sejak awal tahun yakni US$ 60 juta atau sekitar Rp 790 miliar. Sekitar Rp 302 miliar digunakan untuk akuisisi lahan dan sisanya untuk pengembangan hotel dan infrastruktur.

Asa Sihaaan, Investor Relation BEST mengatakan, perseroan sepertinya susah mengejar pembebasan lahan yang semula ditargetkan 40 hektare (ha) tahun ini. “Dengan kondisi saat ini, apalagi akuisisi lahan itu sangat pleksibel tergantung ada tidaknya pemilik lahan yang mau jual lahan, sulit untuk mengejar target itu,” jelas Asa pada KONTAN, Senin (7/9).

Dia mengatakan meskipun ekonomi tengah melambat akuisisi lahan tidak mudah dilakukan mengingat jumlah lahan di daerah Cibitung yang bisa diakuisisi memang sudah semakin tipis. Apalagi, pembebasan lahan harus menggunakan strategi yakni akuisisi dilakukan jika harga yang ditawarkan lebih murah.

Selain itu, BEST juga tidak perlu terburu-buru membebaskan lahan karena perseroan masih memiliki lahan cadangan yang cukup untuk dilego tahun depan. Asa mengungkapkan, pemangkasan target penjualan lahan tahun ini dari semula 30 ha-40 ha menjadi 15 ha-20 ha membuat stock lahan perseroan masih cukup aman.

Namun, Asa belum bisa menyampaikan berapa jumlah capex yang akan akan dipangkas tahun ini. Hanya yang pasti, anggaran belanja untuk lahan dan infrastruktur akan dikurangi. "Infrastruktur dan lahan itu sejalan. Infrastruktur baru bisa dikembangkan kalau pembebasan lahan sudah dilakukan," kata Asa.

Hingga delapan bulan pertama, BEST baru mencatatkan penjualan lahan seluas 8 ha di kawasan MM2100. Dengan harga jual US$ 200 per meter persegi (m2), nilai penjualan tersebut mencapai Rp 206,4 miliar. Lahan tersebut dijual kepada tiga investor asal Jepang yang bergerak di bidang auto dan konsumer.

Meskipum realisasi tersebut masih jauh dari target, Asa optimis target penjualan lahan yang telah dipatok akan bisa tercapai. Pasalnya, saat ini perseroan tengah dalam tahap penjajakan penjualan lahan dengan beberapa investor asing yang bergerak di auto dan konsumer. Hanya saja, dia tidak bersedia mengungkapkan luas lahan yang akan dilego tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×