Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sekar Bumi Tbk bakal kembali mencatatkan kembali (relisting) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/9). Emiten berkode saham SKBM ini akan melepas 851,39 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, Kamis (27/9), manajemen perseroan menyampaikan alasan relisting adalah karena perseroan telah memperbaiki kinerja dan kondisi keuangan perseroan.
"Hingga saat ini Perseroan telah merestrukturisasi hutang-hutang sejak krisis 1998," demikian tertuang dalam prospektus.
Salah satunya adalah dengan konversi hutang menjadi saham beberapa kreditur Perseroan di tahun 2005. Kemudian pada 2010 Perseroan melepas investasi anak perusahaan, PT Alam Sumber Lestari yang saat itu memberi dampak negatif kepada saldo ekuitas konsolidasi Perseroan. Pada 2011 dengan dilakukannya kuasi reorganisasi maka per 31 Desember 2011, Perseroan telah memiliki neraca keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani oleh saldo laba negatif.
Per 31 Maret 2012 penjualan bersih konsolidasi perseroan meningkat 33,90% menjadi Rp 175,715 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 131,227 miliar. Peningkatan ini terdorong pertumbuhan positif industri dan peningkatan permintaan dari pasar.
Sejalan dengan itu, laba komprehensif naik 436,25% menjadi Rp 3,039 miliar pada 31 Maret 2012 dibandingkan periode serupa tahun lalu yang rugi komprehensif 904 juta.
Sekar Bumi merupakan perusahaan yang bergerak di sektor industri manufaktur dan penyaluran makanan olahan beku bermerek FINNA. Perseroan melakukan delisting tahun 1999.
Saat ini struktur pemegang saham Sekar Bumi adalah Harry Susilo (0,38%), Harry Sunogo (0,04%), Loddy Gunadi (0,04%), Oei Harry Lukmito (0,03%), Harry Fong Jaya (0,03%), JP Morgan Spesial Situations Asia Corporations(8,28%), Saphira Corporation Ltd. (18,48%), Berluti Finance (19,45%), Malvina Investment Ltd. (13,97%), PT Bank BNI (Persero) Tbk (12,45%). PT Multi Karya Sejati (9,69%), dan masyarakat masing-masing <5% (17,17%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
