Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (15/3) diperkirakan akan dipengaruhi hasil sejumlah data ekonomi Amerika Serikat, seperti penjualan ritel dan producer price index (PPI).
Ekonom Bank Central Asia, David Sumual meyakini, data penjualan ritel dan PPI AS cenderung stagnan atau tidak banyak perubahan dibandingkan periode sebelumnya.
Namun, para pelaku pasar tetap mewaspadai rilis data-data tersebut. Hal ini mengingat, hasil data ekonom AS dapat menjadi pertimbangan The Federal Reserve terkait kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS.
Dari dalam negeri, ada data neraca perdagangan Februari yang dirilis, besok. Walau diperkirakan kembali defisit, namun hal itu belum tentu berdampak negatif bagi pergerakan rupiah.
Defisitnya neraca perdagangan di satu sisi menandakan adanya gairah pada aktivitas ekonomi Indonesia. “Kalau defisitnya itu dikarenakan impor barang produksi setengah jadi atau bukan barang konsumsi, itu pertanda baik,” kata David, Rabu.
David memprediksi, besok, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.680-Rp 13.760 per dollar AS.
Pada penutupan hari ini (14/3), kurs rupiah kembali menguat terhadap dollar AS. Di pasar spot, rupiah terapresiasi 0,13% ke level Rp 13.734 per dollar Amerika Serikat. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menguat 0,13% menjadi Rp 13.739 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News