Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah analis menilai, harga emas akan mencatatkan kenaikan dalam beberapa hari ke depan. Adapun salah satu faktor pendorong kenaikan harga emas adalah pernyataan Pimpinan The Federal Reserve Ben S Bernanke.
Tadi malam (26/3), Bernanke mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan pasar. Yakni, pemulihan ekonomi yang terjadi di AS saat ini masih jauh dari stabil. Untuk menjaga kestabilan pemulihan ekonomi, AS masih membutuhkan tingkat suku bunga rendah dan program stimulus pembelian aset yang besar atau yang sering disebut pelonggaran kuantitatif.
Padahal, sejak Bernanke melakukan testimoni di depan parlemen pada 29 Februari lalu, para pelaku pasar memprediksi the Fed tidak akan mengeluarkan QE3.
Pasca pernyataan Bernanke itu, dollar AS langsung melemah terhadap mata uang utama dunia. Sentimen minat terhadap resiko atau sering disebut risk appetite, juga ikut meningkat. "Harga komoditas, termasuk emas, langsung naik semalam dan bahkan bisa berlanjut pada sesi perdagangan hari ini," jelas Ariston Tjendra, Head of Research & Analysis Division PT Monex Investindo Futures.
Harga emas meroket cukup tinggi sesudah pengumuman dan hampir menyentuh level psikologis US$ 1.700 per troy ons. Ariston memprediksi, dalam beberapa hari ke depan, harga emas menuju level US$ 1.715 lalu ke US$ 1.725.
Sementara, support yang perlu diperhatikan adalah level US$ 1.670 per troy ounce. "Karena, bila harga emas bergerak kembali di bawah level US$ 1.670, harga emas akan kembali melakukan konsolidasi antara US$ 1.634-US$ 1.670. Resisten terdekat berada di level US$ 1.700 per troy ounce," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News