kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bersanding dengan E-commerce, Prospek Emiten Ritel Grocery Kian Berseri


Kamis, 13 Januari 2022 / 07:40 WIB
Bersanding dengan E-commerce, Prospek Emiten Ritel Grocery Kian Berseri


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan e-commerce merangsek bisnis ritel di Indonesia. Ekosistem perdagangan dengan jejaring offline-online pun semakin mesra seiring maraknya aksi kolaborasi dan akuisisi pebisnis ritel dengan pelaku e-commerce.

Segmen ritel produk bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari (grocery) jadi incaran sejumlah perusahaan e-commerce. Tengok saja aksi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang kian mengukuhkan hubungan dengan CT Corp.

Lewat PT Trans Retail, CT Corp dan Bukalapak bakal membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bisnis e-commerce sayuran dan makanan segar (fresh and grocery). Pada tahun lalu, ada e-commerce milik Group Djarum yakni PT Global Digital Niaga alias Blibli.com yang mengakuisisi saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), emiten pengelola supermarket premium Ranch Market dan Farmers Market.

Sebelumnya, ada Group Gojek-Tokopedia (GoTo) yang masuk ke jaringan ritel Grup Lippo melalui PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), yang menaungi Hypermart.

Baca Juga: Lanjutkan Tren Positif, Adi Sarana Armada (ASSA) Yakin Pendapatan Naik 30%

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga mengungkapkan, perdagangan grocery lewat e-commerce tumbuh pesat dengan adanya ekosistem logistik yang memungkinkan pengiriman bahan makanan secara cepat. Pandemi covid-19 semakin mempercepat kenaikan penjualan grocery via e-commerce.

Meski belum membeberkan angka pasti, tapi Bima memperkirakan kenaikan pesanan grocery di e-commerce setidaknya telah meningkat 100% atau dua kali lipat di saat pandemi. Kenaikan belanja grocery lewat e-commerce diyakini akan terus berlanjut, bahkan setelah pandemi berlalu.

"Sangat signifikan. Potensinya jelas besar, terlebih ke depan semua akan semakin didorong ke digitalisasi. Di sisi lain budget promosi (dengan kolaborasi peritel offline dan e-commerce) juga akan jadi lebih efisien," kata Bima kepada Kontan.co.id, Rabu (12/1).

Baca Juga: Prospek Erajaya Swasembada (ERAA) Ditopang Kenaikan Harga Jual

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat melihat bahwa segmen ritel untuk kebutuhan sehari-hari tidak bisa sepenuhnya tergantikan oleh tren belanja online. Oleh sebab itu, ekosistem online-offline yang dibangun bisa menunjang keberlanjutan bisnis ke depan.

Kolaborasi antara e-commerce dengan para peritel yang memiliki jejaring gerai offline akan memiliki sejumlah kelebihan. Terutama dari sisi infrastruktur dan ekosistem, pendanaan, serta promosi yang akan menjadi lebih efektif dan murah.

Hal itu dapat memberikan keunggulan dibandingkan dengan para peritel yang masih berjalan sendiri. "Mematikan sih nggak, tapi kue market share untuk peritel murni (yang tidak berkolaborasi dengan e-commerce) akan terpotong," ujar Teguh.

Terlebih, untuk memperkuat saluran penjualan secara digital, investasi yang harus ditanamkan akan sangat mahal. "Kalau bikin aplikasi sendiri sangat mahal. Untuk user sampai jutaan, itu investasinya bisa ratusan miliar," imbuh Teguh.

Baca Juga: Bakal Masuk BBHI, Saham Bukalapak.com (BUKA) Melesat 17,92% pada Selasa (4/1)

Kendati begitu, dia belum memberi rekomendasi saham untuk emiten-emiten yang disebutkan di atas. Pasalnya, emiten seperti BUKA dan MPPA masih belum keluar dari zona merah dalam pergerakan saham dan kinerja keuangan.

Teguh justru lebih merekomendasikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), meski dalam hal ini masih cenderung sebagai ritel yang konvensional. "AMRT itu udah profit gede, jauh dibandingkan BUKA," sebutnya.

Sementara itu, Equity Research Analyst MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan, berpandangan bahwa kolaborasi antara e-commerce dengan emiten ritel yang memiliki jejaring gerai offline akan memberikan outlook positif untuk keberlanjutan bisnisnya. Namun memang tidak secara otomatis berdampak terhadap pergerakan saham untuk saat ini.

"Di satu sisi kita juga harus aware terhadap perkembangan omicron yang mampu membatasi mobilitas masyarakat. Karena sektor ini sangat sensitif terhadap traffic dan mobilitas masyarakat," ujar Rifqi.

Baca Juga: Satria Antaran Prima (SAPX) Bidik Laba Bersih Tumbuh 10% pada Tahun Ini

Apalagi dari sisi pergerakan saham, pertumbuhan secara year to date (ytd) masih dipengaruhi oleh preferensi pelaku pasar yang masih relatif tinggi pada sektor finansial dan energi. 

Khusus mengenai aksi BUKA yang menjalin kolaborasi dengan CT Corp, Rifqi melihat hal ini sebagai langkah yang cukup menguntungkan. Sebab, saat ini ekosistem TransCorp melalui Transmart sudah tersebar di 28 kota di Indonesia dengan hampir 100 gerai dan memiliki sekitar 70 juta pelanggan.

Di sisi lain, digitalisasi serta melakukan kemitraan dengan perusahaan teknologi berpotensi mampu memperluas pangsa pasar dan meningkatkan valuasi perusahaan. "BUKA juga menjadi investor strategis dalam penambahan modal (rights issue) BBHI dimana hal ini berpotensi mengangkat valuasi BUKA," ujar Rifqi.

Baca Juga: Ini Deretan Saham Paling Untung Tahun 2021 dan Prospeknya ke Depan

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan bahwa pada umumnya kinerja dari emiten ritel di segmen grocery akan sejalan dengan tren pertumbuhan bisnis food and beverage (F&B), tren pertumbuhan ekonomi serta consumer confidence.

Dalam hal ini, tren positif consumer confidence diperkirakan berlanjut pada tahun 2022. Sektor F&B juga diproyeksikan akan tetap tumbuh pada tahun ini, sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi.

"Ulasannya hampir sama, sebab sektor ini berkaitan dengan spending masyarakat yang salah satunya diukur dari indeks consumer confidence. Saat ini tren-nya masih cukup positif terutama sejak kuartal keempat 2021 lalu," pungkas Valdy.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham MAPI, LPPF, RALS, dan ERAA Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×