kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Berkah DSSA dari transaksi ARMS


Sabtu, 13 Juni 2015 / 14:05 WIB
Berkah DSSA dari transaksi ARMS


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Selangkah lagi Grup Sinarmas mencaplok saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS), induk produsen batubara PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Secara mengejutkan, pebisnis asal Inggris yang gigih mempertahankan ARMS, yakni Nathaniel Rothschild melalui NR Holdings akan menjual 41,46 juta saham atau 17,2% kepemilikan saham di ARMS kepada Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE) yang dikendalikan Sinarmas.

Takluknya Rothschild semakin melapangkan jalan Grup Sinarmas mengambilalih ARMS. Maklum, Sinarmas juga mendapatkan dukungan dari pemegang saham lain ARMS, antara lain Raiffeisen Bank International Ltd, Samin Tan, Argyle Street Management Ltd dan HT Investment.

ARMS akan menggelar rapat umum pemegang saham dalam waktu dekat untuk memutuskan tawaran Sinarmas. Apabila skenario transaksi ARMS berjalan lancar, maka salah satu emiten Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), akan mendapatkan berkah dari aksi korporasi itu. Jika memiliki saham ARMS secara mayoritas, Grup Sinarmas bakal mengonsolidasikan bisnis tambang yang sudah dimilikinya melalui PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

Direktur Utama GEMS Fuganto Widjaja pernah mengatakan, Sinarmas berpeluang menggabungkan ACE dengan unit usahanya yang tercatat di Bursa Efek Singapura, Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR). GEAR adalah perusahaan tambang batubara yang semula bernama United Fiber System Limited.

Pada 20 April 2015, DSSA telah mengambilalih GEAR melalui skema pertukaran seluruh saham GEMS milik DSSA sebanyak 3,94 miliar saham dengan saham baru GEAR. Kelak, kepemilikan DSSA di GEAR mencapai 94,2% saham. Dengan merger, Sinarmas akan memiliki aset batubara yang sangat besar.

Dari laporan keuangan GEMS tahun 2014, total cadangan batubara terbukti yang dimiliki grup tersebut mencapai 499 juta ton. Hingga tahun lalu, jumlah produksi batubara Grup Sinarmas sejak awal eksploitasi mencapai 27,5 juta ton. Ditambah aset BRAU yang sekitar 512 juta ton, maka cadangan batubara Sinarmas bisa mencapai 1,01 miliar ton. Jumlah ini bisa bersaing dengan cadangan batubara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sebesar 3 miliar ton.

Grup Sinarmas juga memiliki kepastian pasokan batubara yang sangat besar untuk mendukung dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru. Sinarmas sedang agresif menggenjot pasar energi dan ingin membangun pembangkit listrik baru senilai US$ 1 miliar. DSSA telah memenangkan tender proyek PLTU Kendari 3 berkapasitas 2x50 Megawatt (MW) senilai US$ 200 juta pada awal 2015 lalu.

Selain itu, DSSA tengah membangun proyek PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 5 berkapasitas 1x150 MW senilai US$ 400 juta yang dijadwalkan kelar akhir tahun ini. Kelak, kedua PLTU ini akan menyediakan listrik bagi PT PLN (Persero). Terjun di bisnis penyediaan tenaga listrik bukan hal baru bagi DSSA.

Sebelumnya, sejak perseroan beroperasi secara komersial pada Januari 1998, DSSA mengoperasikan empat PLTU di Tangerang, Serang, Karawang 1, dan Karawang 2. Keempat PLTU tersebut menghasilkan listrik dengan kapasitas total 300 MW. Khusus PLTU di Tangerang dan Serang, DSSA menyediakan listrik bagi PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk. Adapun PLTU Karawang 1 dan 2 untuk penyediaan listrik PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills.

Rencana pengoperasian beberapa pembangkit listrik dimaksudkan dalam rangka menciptakan sinergi usaha penyediaan tenaga listrik dan penambangan batubara yang digeluti DSSA selama ini. Saat ini, DSSA mempunyai dua anak usaha yang menggeluti bisnis batubara, yakni PT Bumi Kencana Eka Sejahtera (BKKS) dan GEMS. BBKS sejak 2012 mengakusisi PT Andalan Satria Lestari yang memiliki Izin Usaha Pertambangan untuk wilayah konsesi batubara di Sumatra Selatan.

Sedangkan GEMS, yang mencatatkan sahamnya di BEI sejak November 2011, membentuk aliansi strategis bersama GMR Coal Resources Pte Ltd guna mengembangkan pasar batubara di Indonesia dan rencana ekspansi lanjutan. Selama 2014, GEMS memproduksi batubara sebanyak 6,6 juta ton dengan total penjualan 9 juta ton.

Untuk pasar ekspor, China dan India adalah negara tujuan utama ekspor batubara GEMS dengan nilai Rp 2,71 triliun. Sedangkan penjualan domestik sebesar Rp 2,42 triliun. Selain berbisnis pembangkit listrik dan batubara, DSSA terjun ke usaha perdagangan pupuk, pestisida, dan bahan kimia. Bisnis lain DSSA adalah di sektor infrastruktur dan multimedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×