kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkaca pada pencapaian Grup Astra


Jumat, 26 Februari 2016 / 11:07 WIB
Berkaca pada pencapaian Grup Astra


Reporter: Andy Dwijayanto, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Grup Astra adalah miniatur industri Indonesia. Lini bisnis kelompok usaha ini relatif komplet. Dari otomotif sampai agribisnis dan finansial. Dari manufaktur sampai infrastruktur dan teknologi.

Alhasil, naik turun kinerjanya boleh dibilang cerminan laju industri Indonesia secara keseluruhan. Nah, kini kita waswas melihat kinerja Grup Astra sepanjang tahun lalu. Sebab, laba bersih sang induk, PT Astra International Tbk (ASII), turun 25% year on year (yoy) menjadi Rp 14,46 triliun. Ini adalah laba bersih terendah ASII dalam lima tahun terakhir.

Pendapatan bersih konsolidasi Astra menurun 9% menjadi Rp 184,2 triliun sepanjang tahun lalu. Pemicu utamanya adalah penurunan permintaan di segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, serta agribisnis.

Dari enam lini bisnis Astra, hanya divisi teknologi informasi, melalui PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang meraih laba bersih positif pada tahun lalu. Meredupnya bisnis Astra juga tecermin dari pergerakan harga sahamnya.

Dalam setahun terakhir, harga ASII sudah merosot 21,17% menjadi Rp 6.425 per saham. Di periode yang sama, kapitalisasi pasar ASII di Bursa Efek Indonesia menguap Rp 69,83 triliun menjadi Rp 260,11 triliun.

Kinerja Astra ini mengonfirmasi pelambatan perekonomian Indonesia. Bagaimana langkah Grup Astra menghadapi bisnis tahun ini? Dalam pernyataan resmi kemarin (25/2), Presiden Direktur ASII Prijanto Sugiarto menyatakan, Grup Astra akan hati-hati menjalani bisnis di masa mendatang, kendati tetap ingin berinvestasi.

Sejumlah analis berpendapat, pelambatan ekonomi nasional tahun lalu mempengaruhi kinerja keuangan Grup Astra.

Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada menilai, penurunan penjualan mobil jadi penekan bisnis ASII. Ini sejalan dengan penurunan penjualan mobil nasional sebanyak 1 juta unit dari sebelumnya 1,2 juta unit.

Tahun ini anak usaha ASII seperti AALI, UNTR dan Bank Permata diperkirakan belum berkontribusi signifikan. "Prospek ASII belum berubah signifikan dibanding tahun lalu," kata dia.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital menambahkan, faktor eksternal seperti pelemahan rupiah, penurunan harga komoditas dan daya beli masyarakat turut menekan kinerja Grup Astra.

"Tekanan terhadap Astra menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia tahun lalu dalam tren penurunan," ujar dia. Jika prospek ASII tahun ini tak lebih baik dari tahun lalu, kita masih harus siaga potensi melemahnya ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×