Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil memutus tren negatif penjualan alat berat dalam dua bulan terakhir. UNTR mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 285 unit di bulan Juni 2021.
Jumlah tersebut naik 70,7% secara bulanan dan membuat penjualan secara kumulatif dalam semester I-2021 sebanyak 1.361 unit atau naik 59,6% secara year on year. Pada periode tersebut, sektor pertambangan masih mendominasi sebesar 46%, diikuti sektor konstruksi 29%, kemudian agro 10%, dan perhutanan sebesar 15%.
Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya dan Juan Oktavianus dalam risetnya pada 27 Juli menuliskan, segmen pertambangan kembali menjadi kontributor utama seiring dengan harga batubara global yang masih mencatatkan level yang tinggi di sepanjang 2021. Peningkatan signifikan secara bulanan juga didorong oleh peningkatan kuota produksi batubara nasional sebesar 625 juta ton (sebelumnya 550 juta ton).
“Pencapaian UNTR sepanjang semester I-2021 masih tercatat in-line dengan estimasi kami di level 54%, di mana rata-rata 5 tahun sebesar 55%,” tulis Timothy dan Juan.
Baca Juga: IHSG menguat pada awal perdagangan Rabu (28/7), asing borong LPPF, BMRI, ASSA
Dari sisi kontraktor tambang, PAMA berhasil mencatatkan peningkatan kinerja dari overburden removal secara bulanan menjadi 80 BCM atau naik 14% secara bulanan. Hanya saja, jika diakumulasikan, masih mencatatkan penurunan menjadi 408 juta BCM atau turn 2,9% secara yoy.
Walau begitu, Timothy dan Juan menyebut perolehan tersebuh masih in-line dengan estimasi mereka di 47,3% (rata-rata 5 tahun: 48%). Menurutnya, peningkatan secara bulanan didorong oleh mayoritas produsen batubara yang mulai menggenjot produksi batubara. Hal ini tercermin dari realisasi volume produksi nasional pada bulan Juli 2021, yang telah mencapai 51,7% dari target yang sudah direvisi naik di 2021.
Dari sisi volume penjualan batubara, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini pada Juni mengalami penurunan menjadi 0,8 juta ton atau turun 7,1% secara bulanan. Namun, jika secara secara kumulatif, volume penjualan batubara masih tercatat meningkat menjadi 6 juta ton atau tumbuh 11,5% yoy. Timothy menjelaskan, penurunan secara bulanan disebabkan disrupsi transportasi, karena curah hujan yang menurun sejak bulan April 2021. Hal ini menjadikan volume air sungai mengalami penurunan, sehingga mengganggu pengiriman batubara.
Beda halnya dengan volume penjualan emas UNTR yang justru melemah menjadi 176.000 oz secara kumulatif pada semester I-2021 atau turun 4,3% secara yoy. Walau demikian, angka tersebut masih sejalan dengan target perusahaan di mana pencapaian tersebut setara dengan 51,8% dari target sebesar 340 ribu oz (rata-rata 2 tahun: 53%).
Sepanjang sisa tahun ini, Timothy dan Juan melihat UNTR bisa mencatatkan potensi peningkatan kinerja dari peningkatan aktivitas pertambangan. Hal ini tercermin dari pemain produsen batubara yang sudah mulai mengantisipasi kebijakan pemerintah untuk menaikkan kuota produksi batubara menjadi 625 juta ton dari yang sebelumnya 550 juta ton.
Hal tersebut juga tercermin dari realisasi produksi di bulan Juli yang sudah mulai mengejar target produksi yang baru sebesar 323 juta ton atau setara dengan 51,7% dari target yang sudah direvisi naik.
Baca Juga: Kinerja operasional United Tractors (UNTR) naik pada semester I, ini pendorongnya
“Selain itu, kami juga melihat akan ada peningkatan signikan dari aktivitas tambang batubara domestik seiring dengan realisasi serapan dalam negeri yang masih tercatat lemah di level 52 juta ton atau setara dengan 38,0% dari target Domestic Market Obligation (DMO) di 2021,” imbuhnya.
Di satu sisi, kenaikan harga batubara sepanjang tahun ini dinilai juga akan menjadi katalis positif untuk UNTR. Menurut Timothy dan Juan, besarnya eksposur lini bisnis UNTR terhadap harga batubara (85,4% dari total pendapatan) akan menguntungkan UNTR pada periode saat ini.
“Dengan potensi perbaikan permintaan alat berat, lalu ekspektasi peningkatan aktivitas pertambangan batubara di Indonesia yang mendorong kinerja PAMA, serta memiliki neraca yang kuat dengan posisi neraca net cash, kami merekomendasikan untuk beli saham UNTR dengan target harga Rp 30.700 per saham,” tutup Timothy dan Juan.
Selanjutnya: Perusahaan tambang batubara gencar garap proyek hilirisasi dan energi hijau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News