kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut berita paling populer pilihan pembaca


Sabtu, 31 Agustus 2013 / 09:55 WIB
Berikut berita paling populer pilihan pembaca
ILUSTRASI. ANTARAFOTO/Maulana Surya/tom.


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

Berikut berita terpopule rpilihan pembaca dalam sepekan terakhir di www.kontan.co.id

Emas Antam Naik

JAKARTA. Harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) ukuran satu gram, Kamis (29/8), naik hingga Rp 18.000 menjadi
Rp 573.000 per gram dibanding harga Selasa (27/8). Kenaikan harga emas batangan ini menjadi berita paling populer dalam situs www.kontan.co.id dalam sepekan terakhir.

Sementara, harga pembelian kembali emas (buyback) Antam sebesar Rp 495 per gram. Angka tersebut naik Rp 5.000 dibanding dengan harga emas yang berlaku sebelumnya. Adapun, harga emas batangan milik Antam dalam pecahan lainnya, yakni ukuran lima gram sebesar Rp 2,72 juta dan ukuran 10 gram sebesar Rp 5,38 juta.

Oginawa R. Prayogo

Negara Hancur Dipimpin Jokowi

Kans Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menjadi presiden semakin besar. Elektabilitasnya semakin melejit dan bahkan mengalahkan calon presiden lainnya termasuk mereka yang ikut konvensi capres Partai Demokrat.

Namun, politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, Jokowi belum pantas memimpin Indonesia, karena selama menjadi Gubernur DKI Jakarta belum ada hal berarti yang bisa diselesaikan. "Ini ada orang yang mendorong Jokowi jadi 'media darling' (pencitraan), orang-orang yang menginginkan negara ini hancur," kata dia.

Ruhut mengakui apa yang dilakukan Jokowi melalui pencitraannya sama seperti yang dilakukan SBY. Namun karena SBY berasal dari kalangan militer, SBY  bisa lebih kuat bertahan dua periode meski mendapat tekanan dari banyak pihak.

Barratut Taqqiyah, tribunnews

ADB: Indonesia Harus Hati-Hati

Bank Pembangunan Asia mengingatkan Indonesia agar tak menganggap enteng kondisi teraktual di pasar modal Indonesia. "Jika tidak hati-hati, bisa saja krisis moneter 1998 terulang. Ini masalahnya tidak sesederhana seperti terlihat, seperti tekanan pada nilai tukar dan defisit," kata Iwan Jaya Azis, ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB).

Menurut Iwan, kondisi Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan India dan Thailand. Namun, dia meminta pemerintah juga mewaspadai kemungkinan dampak dari kondisi terbaru Korea Selatan, negara dengan tingkat utang rumah tangganya lebih tinggi daripada kondisi di Yunani.

Dikky Setiawan, kompas.com

Trimas Dilaporkan

Sebanyak 400 nasabah Trimas akhirnya memutuskan untuk melaporkan Yoga Dendawancana, Direktur PT Trimas Mulia, manajemen dan leader agen Trimas, ke Polda Metro Jaya. Alasan nasabah menyeret mereka ke polisi adalah mereka telah menipu dan menggelapkan dana investasi yang telah mereka tanamkan di perusahaan tersebut.

Hendy Sifran, salah satu nasabah Trimas, mengatakan, langkah ini ditempuh setelah hampir lima bulan tidak ada kejelasan pengembalian dana investasi mereka di Trimas.

Agus T, Cindy S

Waspada Properti

Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) dalam siaran pers bilang, dalam jangka menengah, bila kondisi ekonomi tidak bisa teratasi dengan baik maka pasar properti bisa lebih terpukul dan relatif akan terjadi perlambatan lebih dalam lagi.

Dikky Setiawan, kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×