kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Bergantung pada Harga Batubara, Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)


Kamis, 02 Oktober 2025 / 20:02 WIB
Bergantung pada Harga Batubara, Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)
ILUSTRASI. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencetak penurunan kinerja pada semester I – 2025. Harga rata – rata batubara hingga permintaan menjadi faktor penentu kinerja hingga akhir tahun. Foto Dok ITMG


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencetak penurunan kinerja pada semester I – 2025. Harga rata – rata batubara hingga permintaan menjadi faktor penentu kinerja hingga akhir tahun. 

ITMG membukukan pendapatan sebesar US$ 919,42 juta pada semester I-2025, turun 12,40% year on year (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan bersih perusahaan pada semester I-2024 yakni US$ 1,05 miliar. Laba bersih juga turun 29,51% yoy menjadi US$ 90,98 juta.

Pada semester pertama 2025, produksi batubara ITMG naik 12% yoy menjadi 10,4 juta ton, sementara volume penjualan naik 8% menjadi 11,7 juta ton. 

Meskipun output lebih tinggi, Arief Machrus, Analis Ina Sekuritas mengatakan, turunnya pendapatan karena harga jual rata – rata (ASP) turun 19% menjadi US$ 78,1/ton. Ini mencerminkan harga acuan yang lebih lemah seperti ICI (Indonesia Coal Index). 

Aktivitas investasi mencatat arus keluar sebesar US$ 45 juta, sementara arus keluar pendanaan meningkat menjadi US$ 183 juta. 

“ITMG tetap solid secara finansial dengan cadangan kas yang kuat dan terus melakukan diversifikasi ke mineral strategis sambil meningkatkan efisiensi untuk mengimbangi harga batubara yang melemah,” ujar Arief dalam risetnya pada 19 Agustus 2025. 

Baca Juga: Anak Usaha Indo Tambangraya Megah (ITMG) Bakal Rambah Bisnis Semi Kokas

Arief juga mencatat beban pokok pendapatan turun 10% menjadi US$ 695 juta karena peningkatan efisiensi. Beban operasional (OPEX) mencapai US$ 99,8 juta, dengan biaya penjualan turun US$ 1,9 juta tetapi beban umum dan administrasi (G&A) naik US$ 4 juta. 

Pendapatan keuangan meningkat menjadi US$ 20,5 juta, sementara beban lain-lain menurun tajam menjadi US$ 2,5 juta dari US$ 27,2 juta, terutama karena berkurangnya rugi valuta asing. Royalti pemerintah turun 18% YoY, dan beban pajak penghasilan mencapai US$ 43,3 juta. 

Axell Ebenhaezer, Analis NH Korindo Sekuritas menyoroti harga jual rata-rata (ASP) batubara terus menurun pada kuartal kedua 2025. Ini karena dinamika pasar yang terus berubah membuat pasar batubara tetap lemah.

Dia melihat produksi batubara domestik yang kuat, tingkat persediaan yang tinggi, dan pembangkitan energi hijau yang solid telah menyebabkan penurunan permintaan batubara Tiongkok yang signifikan. 

“Kami memperkirakan total volume impor batubara Tiongkok akan turun sebesar 100 juta ton pada tahun fiskal 2025,” ujar Axell dalam risetnya 8 September 2025. 

Axell menyebut surplus pasokan batubara domestik juga telah membatasi permintaan impor batubara India. Sementara pertumbuhan permintaan batubara dari sektor industri mereka telah melambat.

“Kami memperkirakan ASP batubara ITMG untuk tahun fiskal 2025 akan berkisar di kisaran US$ 70 – US$ 72 per ton karena tampaknya tidak ada katalis positif baru yang signifikan,” kata Axell. 

Lebih lanjut ITMG berupaya melakukan diversifikasi strategis. ITMG baru-baru ini mengakuisisi 9,62% saham Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE), sebuah perusahaan di industri pertambangan nikel. Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mendiversifikasi aliran pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada batubara.

“Namun, kami tidak memperkirakan langkah-langkah ini akan berdampak langsung jangka pendek terhadap kinerja keuangan perusahaan,” ucap Axell. 

Baca Juga: Anak Usaha ITMG Ini Bidik Produksi Batubara 7,30 Juta Ton di 2025

Sukarno Alatas, Senior Riset Kiwoom Sekuritas memproyeksikan kinerja ITMG tahun 2025 turun 27,2% yoy akibat harga batubara melemah dan stripping ratio naik. 

Namun produksi tetap dijaga di kisaran 21 juta – 23 juta ton, capex (capital expenditure) rendah, dan kas kuat sehingga ruang dividen terjaga. 

Sukarno mengatakan bahwa ITMG konsisten membagikan dividen interim setiap September atau November. Karena September tidak ada, besar kemungkinan November bakal ada dividen interim. 

Dengan potensi tahun ini sekitar Rp 600/lembar atau yield 2,7% (last price Rp 22.600), menjadikannya menarik bagi investor dividen.

"Rencana buyback Rp 2,49 triliun menjadi katalis positif yang menunjukkan valuasi undervalued (EV/EBITDA 1.9x vs rata-rata 5Y 2,2x; PBV 0,8x vs rata-rata 1,3x) sekaligus memberi dukungan harga saham," ujar Sukarno kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).

 

Sukarno melihat tantangan utama yang perlu dicermati tetap berasal dari fluktuasi harga batubara global, tingginya stripping ratio, serta risiko regulasi dan permintaan ekspor.

"Secara keseluruhan, ITMG cocok untuk investor yang mencari arus kas dividen stabil, sementara peluang capital gain baru akan terbuka jika harga batubara global kembali menguat," jelas Sukarno.

Axell memproyeksikan pendapatan dan laba bersih ITMG pada tahun 2025 masing – masing sebesar Rp 32,9 triliun dan Rp 4,18 triliun. Adapun pada tahun 2024 ITMG membukukan pendapatan Rp 37,6 triliun dan laba bersih Rp 6,1 triliun. 

Arief merekomendasikan netral saham ITMG dengan target harga Rp 24.350 per saham. Axell merekomendasikan hold saham ITMG dengan target harga Rp 23.250 per saham.

Sedangkan Sukarno merekomendasikan Hold saham ITMG dengan target harga kisaran Rp 23.000 - Rp 24.000 per saham.

Selanjutnya: Revisi UU BUMN Perkuat Danantara, tapi Tantangan Tata Kelola Belum Selesai

Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×