Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 110 miliar di tahun 2024.
“Capex ini dicadangkan untuk pembelian alat-alat spesialis yang dibutuhkan untuk proyek-proyek khusus,” ujar Direktur Berdikari Pondasi Perkasa, Tan Franciscus, kepada Kontan.co.id, Senin (22/4).
Dengan selesainya Pemilu 2024, BDKR berharap agar proyek infrastruktur dan Proyek Strategis Nasional (PSN) akan bisa segera bergulir.
“Ini termasuk juga kelanjutan pembangunan di Ibu Kota Nasional (IKN),” ungkapnya.
Baca Juga: Pendapatan Berdikari Pondasi Perkasa (BDKR) Naik 28,5%, Ini Penyebabnya
Menurut Franciscus, subsektor sarana penunjang untuk infrastruktur laut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar kepada BDKR di tahun 2024.
“Kami berharap agar investasi di berbagai megaproyek juga akan segera ditentukan, sehingga bisa dilanjuti dengan proses konstruksi di tahun ini,” tuturnya.
Melansir keterbukaan informasi, BDKR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 613,46 miliar di tahun 2023. Nilai ini naik 28,5% dari pendapatan bersih di tahun 2022 sebesar Rp 477,12 miliar.
Jika dirinci, pendapatan dari sewa sebesar Rp 317,08 miliar dan dari jasa konstruksi sebesar Rp 613,46 miliar di akhir tahun lalu.
Berdikari juga mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 79,30 miliar di akhir 2023. Ini naik 36,6% dari laba di akhir 2022 sebesar Rp 58,04 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Berdikari Pondasi (BDKR) Naik Tahun Lalu, Begini Rekomendasi Sahamnya
Sentimen penggerak kenaikan pendapatan BDKR berasal dari banyaknya investasi di berbagai sektor, seperti Pembangunan smelter di Gresik, Morowali, Sumbawa dan juga Pembangunan kilang minyak di Balikpapan.
“Kinerja juga didorong oleh proyek-proyek infrastruktur yang sebagian merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional dan sebagian merupakan Proyek di Ibu Kota Negara (IKN),” tuturnya.
Segmen bisnis Heavy Lift dan Crane Rental menyumbangkan kenaikan signifikan ke pendapatan BDKR di tahun lalu.
“Selain pembangunan smelter, ada juga maintenance dan turn around pabrik-pabrik besar. Lalu, ada maintenance di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), yaitu di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Sulawesi,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News