kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Berburu SUN tenor pendek di kuartal I


Senin, 14 Januari 2013 / 08:16 WIB
Berburu SUN tenor pendek di kuartal I
ILUSTRASI. OPPO A54 varian warna Crystal Black


Reporter: Dina Farisah, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Return investasi Surat Utang Negara (SUN) makin tipis. Menurut prediksi para pengamat obligasi, return investasi SUN tahun ini merupakan return terkecil dalam empat tahun terakhir.

Salah satu penyebab makin tipisnya return investasi SUN adalah imbal hasil SUN yang mini. Danareksa Sekuritas memperkirakan, total return investasi SUN akan mencapai 8,84% tahun ini.

Angka tersebut pun baru bisa tercapai dengan beberapa kondisi tertentu. Misalnya, tingkat inflasi tahunan di level 4,2%, BI rate tetap 5,75%, dan kurs rupiah Rp 9.278 per dollar Amerika Serikat (AS). Return dari investasi surat utang didapat dari kupon surat utang ditambah dengan capital gain dari kenaikan harga surat utang tersebut.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, return investasi SUN lebih rendah dibanding tahun lalu karena yield yang semakin kecil. "Return obligasi pemerintah dalam mata uang lokal hanya bisa sekitar 8%," kata Handy beberapa waktu lalu.

Angka ini lebih kecil dibanding return tahun lalu 12,56%, tahun 2011 sebesar 21,5%, dan tahun 2010 di angka 21,1%.

Harga masih mahal

Danareksa memperkirakan, pasar SUN masih fluktuatif dalam tiga bulan pertama tahun ini. Harga cenderung turun dan imbal hasil naik karena lanjutan volatilitas tinggi obligasi tenor panjang pada akhir 2012.

Volatilitas akan menurun setelah kuartal pertama. "Pada kuartal pertama, sebaiknya investor masuk ke obligasi tenor pendek, karena volatilitas obligasi tenor panjang cukup tinggi," kata Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet. Ia menambahkan, sesudah kuartal kedua, baru investor menukar obligasi dari tenor pendek ke tenor panjang.

Harga SUN acuan bertenor lima tahun dan 10 tahun pun menyentuh angka tertinggi pada Selasa pekan lalu. Tapi, harga tertinggi ini tidak bertahan lama. Harga kedua SUN acuan anjlok lagi hingga akhir pekan.

Menurut hitungan Danareksa, indeks yield SUN tertinggi akan terjadi pada Juli-Agustus. Artinya, pada bulan-bulan itu harga SUN mencapai titik rendah sepanjang tahun. Setelah itu, indeks yield SUN berpeluang turun dan harganya naik. "Yield index berpotensi menurun hingga akhir 2013," kata Danareksa dalam Outloook Investasi Indonesia 2013.

Yudistira memproyeksikan, indeks yield obligasi pemerintah akan menyentuh level 4,91% pada akhir tahun. Akhir tahun lalu, indeks yield obligasi negara sebesar 5,4%.

Tipisnya proyeksi return di pasar SUN membuat investor harus mencari instrumen lain untuk memperbesar total keuntungan investasi. Misalnya, menanam dana di obligasi korporasi. Danareksa memperkirakan, kepemilikan asing di obligasi korporasi akan meningkat signifikan sehingga mendorong naiknya transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder. Diversifikasi investasi ke obligasi korporasi akan menambah potensi capital gain dari pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×