Reporter: Yuliani Maimuntarsih, Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAkARTA. Harga emas kembali menembus level US$ 1.300 per ons troi. Rebound terjadi setelah tiga pekan terakhir, emas terkoreksi hingga sempat tertekan di level US$ 1.200-an.
Pasar kembali melirik emas sebagai lindung nilai, di tengah keraguan pemulihan sektor tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Akhir pekan lalu (4/4), harga emas kontrak pengiriman Juni 2014 di Divisi Comex-Nymex naik 1,47% menjadi US$ 1.303,5 per ons troi. Alhasil, dalam sepekan terakhir, harga logam mulia ini masih tercatat naik tipis 0,7%.
Pelaku pasar meragukan kesinambungan pemulihan sektor tenaga kerja AS, setelah akhir pekan lalu, data penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian (nonfarm payrolls) bulan Maret dilaporkan hanya 192.000. Angka ini meleset dari perkiraan analis yang mencapai 200.000. Sementara, tingkat pengangguran bulan Maret masih stagnan di level 6,7%.
Analis PT Philip Futures Indonesia, Juni Sutikno menyebut, saat ini, pelaku pasar kembali fokus pada indikator ekonomi yang dirilis AS. Menurutnya, meski data pengangguran stabil, namun jumlah penambahan tenaga kerja yang di bawah ekspektasi memicu kekhawatiran investor. "Inilah yang kembali mengerek harga emas," paparnya.
Laju belum stabil
Perkiraan Juni, pekan ini, data tenaga kerja AS itu masih akan menyokong pergerakan emas, sehingga masih mungkin lanjut reli. Namun, dengan catatan, tidak ada situasi global yang ekstrem, yang dapat menggerus harga emas.
Juni memprediksi, sepekan ini, harga emas masih bullish dengan potensi pergerakan terbatas ke kisaran US$ 1.255-US$ 1.319 per ons troi. "Jika ressistance US$ 1.319 per ons troi berhasil ditembus, maka berpeluang lanjut reli menuju US$ 1.328 per ons troi," ungkapnya.
Berbeda dengan Head of Research and Analyst Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra yang memprediksi, harga emas masih belum stabil.
Menurutnya, logam mulia ini masih dalam tekanan turun. Isu perlambatan ekonomi China dan potensi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang lebih cepat bakal menekan laju emas. Ia bilang, meskipun terjadi rebound, tapi hanya sesaat. "Penguatan yang berlangsung akhir pekan lalu terlihat belum stabil, sehingga masih bisa menggerus harga kembali ke level US$ 1.280-an," ujar Ariston.
Menurutnya, pekan ini, ada sejumlah katalis yang bisa menyetir pergerakan emas. Salah satunya, pertemuan mingguan The Fed. Ariston memprediksi, sepekan ini, harga emas bisa bergulir dalam kisaran US$ 1.277-US$ 1.295 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News