Reporter: Didik Purwanto, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) batal menerbitkan surat utang atau obligasi denominasi valas (dollar AS) di kuartal II tahun ini. Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan PLN, menyatakan, pabrik setrum tersebut belum menemukan formulasi yang pas untuk aksi korporasi tersebut. "Seperti pengalaman tahun lalu, setelah dilakukan analisis mendalam, ternyata tidak perlu diterbitkan," ujar Setio, Minggu (16/1).
Rencana semula, PLN ingin menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk memenuhi kebutuhan belanja modal alias capital expenditure (capex) di 2011 yang nilainya Rp 66 triliun. Sebanyak 30% dari kebutuhan capex akan dipenuhi kas PLN.
Setio menambahkan, PLN masih mencari sumber pendanaan dalam dollar AS. Opsi yang dipilih akan disesuaikan dengan volatilitas valuta Negeri Paman Sam itu.
Head of Fixed Income
PT Batavia Prosperindo Asset Management Angki Hendra menilai, PLN masih berpeluang menerbitkan global bond untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya yang besar. "Penawaran global bond oleh korporasi domestik masih minim," kata dia. Angki menambahkan, PLN mungkin saja mencari pinjaman dalam dollar, jika tak ingin masuk ke pasar obligasi.
Sebagai perusahaan milik negara, jelas PLN punya daya pikat di mata pemilik dana. "Pasti obligasi PLN bakal laris manis, mengingat kondisi pasar sedang bagus," kata dia.
Menurut Angki, volatilitas nilai tukar dollar AS tidak terlalu mengkhawatirkan. Rencana otoritas moneter AS menaikkan bunga acuan juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar obligasi.
Angki mengingatkan, PLN bisa jadi harus memberi iming-iming yield tinggi karena perusahaan setrum itu diproyeksikan mengalami penurunan kinerja di tahun ini. Dalam laporan yang disampaikan ke pemerintah, PLN memproyeksikan laba bersih sepanjang 2011 Rp 12 triliun, lebih rendah daripada estimasi laba bersih di 2010 yang mencapai Rp 12,4 triliun.
Penurunan laba bersih disebabkan kenaikan harga batubara sepanjang tahun lalu. Pemangkasan subsidi listrik dari Rp 55,1 triliun menjadi Rp 40,7 triliun ikut menyurutkan laba. PLN menargetkan pendapatan di 2011 mencapai Rp 190 triliun, naik 9,2% dibandingkan dengan perolehan sepanjang tahun 2010, yaitu Rp 174 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News