kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,99   -4,31   -0.48%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja modal KRAS US$ 800 juta di 2014


Jumat, 04 Oktober 2013 / 06:09 WIB
Belanja modal KRAS US$ 800 juta di 2014
ILUSTRASI. Cara menjaga kesehatan mata.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

CILEGON. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 800 juta di tahun depan. Belanja modal itu untuk berbagai keperluan ekspansi.

Cuma, Direktur Keuangan KRAS, Sukandar belum bersedia menjelaskan rinci ekspansi KRAS di tahun depan. Ia hanya bilang, sekitar US$ 300 juta belanja modal dialokasikan untuk KRAS, US$ 66 juta untuk anak usaha, lalu US$ 20 juta untuk investasi. Selebihnya untuk keperluan lain.

Tahun ini, KRAS juga menganggarkan belanja modal US$ 800 juta. Sampai akhir September 2013, capex KRAS baru terpakai US$ 359,6 juta. Dana tersebut sebesar US$ 130 juta diserap KRAS dan US$ 189 juta mengalir ke anak usaha. Saat ini KRAS memiliki 10 anak perusahaan yang bergerak di bidang produksi pipa sampai dengan healthcare.

Belanja modal tersebut, menurut Sukandar untuk menggenjot hasil kinerja KRAS. Maklum, di semester I-2013, pendapatan KRAS cenderung menurun akibat penjualan baja yang melemah.

Irvan K Hakim, Direktur Utama KRAS menambahkan, KRAS ingin mengurangi ketergantungan produksi baja di 2014. Saat ini, sekitar 90% pendapatan KRAS masih berasal dari baja. KRAS berharap, dalam tiga tahun bisa meningkatkan porsi pendapatan non baja menjadi 30%.

Caranya, KRAS akan mengerek pendapatan melalui empat sektor anak usaha. Pertama, sektor energi lewat PT Krakatau Daya Listrik yang mulai beroperasi kuartal III 2013. Kedua, dari bisnis infrastruktur lewat PT Krakatau Bandar Samudera. Ketiga, bisnis kawasan industri melalui PT Industrial Estate Cilegon. Keempat, pengelolaan limbah untuk meningkatkan nilai tambah bisnis.

Namun, KRAS tetap ingin menjadi pemain utama dalam produksi baja dengan menambah pendapatan melalui penjualan baja otomotif. Irvan menyebut, margin baja otomotif cukup tebal mencapai 12%-13%.

KRAS telah bekerjasama dengan Hino dan Toyota. Permintaan baja Toyota melonjak dari 300 ton per bulan menjadi 1.000 ton per bulan. Ke depannya, KRAS akan meningkatkan penjualan ke Toyota menjadi 2.000 ton.

Pangsa pasar baja otomotif KRAS di Indonesia baru 7%. Irvan berharap, bisa menguasai 20% pangsa pasar dalam dua tahun ke depan. KRAS juga tengah menjajaki kerjasama dengan Nissan untuk penjualan baja otomotif ini.

Kemarin, harga KRAS anteng di Rp 510 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×