kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

BEI proyeksi 80 emisi obligasi korporasi di 2018


Kamis, 26 Oktober 2017 / 22:01 WIB
BEI proyeksi 80 emisi obligasi korporasi di 2018


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik peningkatan kualitas dan kuantitas penerbitan obligasi tahun depan. Target emisi obligasi yang dipatok BEI pada 2018 sebanyak 80 emisi obligasi korporasi dan 156 obligasi negara.

Target tersebut disusun dengan mempertimbangkan stabilitas dan peningkatan perekonomian nasional pada 2018. Namun, BEI tidak bisa memperkirakan jumlah dana yang akan didapatkan nanti.

"Saat ini sudah ada 71 seri penerbitan obligasi dari 68 perusahaan," kata Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Rabu (25/10).

Lanjut Samsul, per 6 Oktober 2017, total penerbitan obligasi tersebut senilai Rp 110,3 triliun. Saat ini masih ada 19 perusahaan lainnya dalam pipeline yang akan menerbitkan obligasi. "Nilainya ditaksir mencapai Rp 19,8 triliun," lanjutnya.

Samsul menyatakan, apabila sinyal kenaikan rating dari Standard and Poor's terealisasi, hal itu akan menambah daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi. "Maka ke depan bisa menambah kepercayaan diri dan bisa menekan biaya dana atau cost of fund yang lebih rendah," lanjut Samsul.

Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia menyatakan, peluang perusahaan untuk menerbitkan obligasi pada tahun depan tetap ada. "Karena kalau ekonomi bertumbuh, dan perusahaan bertumbuh, maka perlu dana untuk ekspansi. Itu pasti," terang Nico di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/10)

Namun, dia memprediksi tingkat yield obligasi tahun depan, tidak sebagus saat ini. Salah satunya, karena faktor likuiditas. Sehingga membuat orang cenderung menahan dalam menerbitkan obligasi, kecuali karena terpaksa. "Lima tahun ke depan, kemungkinann yield-nya akan lebih tinggi bukan lebih rendah," imbuhnya.

Apabila tidak menerbitkan obligasi, bisa jadi perusahaan akan roll over utang lama. Atau bisa jadi mereka tetap menerbitkan obligasi dengan tingkat yield yang tinggi. "Bahayanya di situ, bahwa yield bisa naik tahun depan," katanya.

Dia menambahkan, imbal hasil obligasi US Treasury 10 tahun masih berkisar 2,4%. Bila yield obligasi tersebut naik, maka di seluruh dunia juga akan naik. Selain itu, bila nantinya tingkat inflasi juga turut naik, maka bisa mempengaruhi kenaikan yield obligasi.

Untuk itu, dia menilai langkah perusahaan yang sudah menerbitkan bond cukup tepat. Pasalnya, likuiditas saat ini cukup melimpah. Nico juga memprediksi, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia akan tetap berada pada 4,25%. Bahkan, ada kemungkinan naik lagi nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×