Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini bahwa aksi demonstrasi pada 4 November 2016 tidak menimbulkan sentimen negatif baru bagi laju indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Secara historis, aksi demonstrasi tidak terlalu berpengaruh. Pancasila dalam diri masyarakat cukup kuat, kalau ada keributan itu hanya sesaat. Dan itu tidak pengaruhi Bursa," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (3/11).
Menurutnya, salah satu hal yang mempengaruhi industri pasar modal yakni kegiatan bisnis, baik dari dalam negeri maupun global. Bahkan, pengaruh politik pun relatif kecil.
"Historis juga menunjukkan, sentimen politik tidak pernah mempengaruhi transaksi di Bursa, lihat saja ketika pemilu lalu, tetap saja bursa naik. Yang mempengaruhi itu ekonomi," katanya.
Saat ini, menurut Tito Sulistio, yang menjadi harapan investor adalah peningkatan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi atau "investment grade" dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P).
"Saat ini, peringkat 'investment grade' dari S&P merupakan hal yang 'critical' bagi industri pasar modal domestik. Peringkat 'investment grade' akan mendorong asing masuk ke Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, belum dinaikkannya peringkat Indonesia masih menjadi salah satu penahan bagi beberapa perusahaan manajer investasi dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya saham.
Sebelumnya, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, dalam beberapa hari terakhir ini pelaku pasar asing mulai melakukan aksi beli saham. Diharapkan, demonstrasi 4 November besok berjalan kondusif sehingga tidak mempengaruhi psikologis investor.
Berdasarkan data BEI, pada hari ini (Kamis, 3/11) investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp170,17 miliar. Sementara itu, jika dilihat sejak awal tahun hingga 3 November 2016, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp33,08 triliun (year to date).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News