kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

BEI: Brexit tak berdampak langsung ke pasar modal


Kamis, 23 Juni 2016 / 22:30 WIB
BEI: Brexit tak berdampak langsung ke pasar modal


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak langsung pada kinerja pasar modal Indonesia.

"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (23/6).

Ia mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh, apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, maka efek negatifnya tidak akan terasa.

"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.

Menurut dia, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung yakni negara seperti Yunani karena ketika Inggris masuk ke Uni Eropa negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.

Namun, Tito Sulistio mengakui bahwa referendum Inggris tersebut memang sempat mempengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, faktor waspada tetap harus dijalankan.

"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," katanya.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang kuat akan menjaga pasar modal domestik dari sentimen negatif eksternal.

"Beberapa kalangan analis memproyeksikan dapat membuat gejolak di pasar, namun itu sifatnya hanya sementara. Setelah itu, di pasar akan terjadi 'adjustment' hingga harga saham kembali ke nilai yang dianggap wajar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×