kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

BEI: Brexit tak berdampak langsung ke pasar modal


Kamis, 23 Juni 2016 / 22:30 WIB
BEI: Brexit tak berdampak langsung ke pasar modal


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak langsung pada kinerja pasar modal Indonesia.

"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (23/6).

Ia mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh, apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, maka efek negatifnya tidak akan terasa.

"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.

Menurut dia, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung yakni negara seperti Yunani karena ketika Inggris masuk ke Uni Eropa negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.

Namun, Tito Sulistio mengakui bahwa referendum Inggris tersebut memang sempat mempengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, faktor waspada tetap harus dijalankan.

"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," katanya.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang kuat akan menjaga pasar modal domestik dari sentimen negatif eksternal.

"Beberapa kalangan analis memproyeksikan dapat membuat gejolak di pasar, namun itu sifatnya hanya sementara. Setelah itu, di pasar akan terjadi 'adjustment' hingga harga saham kembali ke nilai yang dianggap wajar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×