kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI akan mengerek MKBD minimal


Sabtu, 16 Juli 2016 / 12:07 WIB
 BEI akan mengerek MKBD minimal


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mewacanakan rencana kenaikan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) para Anggota Bursa (AB) dari Rp 25 miliar menjadi Rp 55 miliar.

Langkah tersebut demi menciptakan industri pasar modal lokal yang lebih efisien. Selama ini, kondisi yang kurang efisien muncul dari dua sisi sekaligus.

Pertama, dari sisi jumlah investor yang tak kunjung bertambah secara signifikan. Kedua, rasio antara jumlah AB dengan emiten yang kurang proporsional. Hingga saat ini jumlah investor masih kurang dari 500.000 investor.

"Padahal penduduk Indonesia sebegitu banyaknya, ini (jumlah investor) masih hanya sebagian kecil," tambah.

Oleh sebab itu, para AB diberikan opsi untuk menaikan modal atau MKBD. AB perlu memperkuat modal untuk menghasilkan layanan lebih baik bagi investor. AB perlu berinvestasi misalnya untuk sistem teknologi informasi, edukasi tim riset, dan sumber daya manusia.

"Ini harus dilakukan AB, kuatkan modal," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya, belum lama ini.

Jika tidak sanggup menaikkan modal, AB yang bersangkutan dipersilakan keluar sebagai anggota. Bursa akan melakukan buyback atas saham AB yang bersangkutan, atau wacana ini justru akan sepenuhnya dibatalkan.

Nilai buyback memang masih dinegosiasikan. Bursa sanggup buyback Rp 10 miliar, di atas nilai buku AB. Namun, ada yang keberatan dengan angka segitu. Bahkan, ada yang meminta hingga Rp 30 miliar.

Sebelumnya, Susy Meilina, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), menyatakan, buyback dengan maksud untuk penggabungan AB sebetulnya tidak diperlukan. Kendala peningkatan transaksi menurut Susy adalah broker-broker yang ada saat ini tidak memiliki makanan yang cukup.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah meningkatkan jumlah investor. "Ini yang membuat belakangan terjadi perang tarif diantara broker. Daripada enggak ada transaksi mereka pilih menurunkan tarif," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×