Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah di akhir 2020, diprediksi masih akan berlanjut di awal perdagangan 2021. Sentimen yang bakal menggerakkan rupiah berasal dari eksternal.
Pada penutupan perdagangan Rabu (30/12), rupiah di pasar spot menguat 0,57% ke level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), mata uang Garuda juga menguat ke level Rp 14.105 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, potensi direalisasikannya paket stimulus Covid-19 di 2021 berpotensi untuk menekan indeks dolar AS lebih lanjut.
"Rupiah mungkin masih berpotensi menguat di awal tahun," jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12).
Baca Juga: Sepanjang 2020, kurs rupiah spot melemah 1,33%, ini sentimen yang mempengaruhi
Di sisi lain, Ariston juga memandang kondisi pasar keuangan masih mewaspadai risiko penyebaran Covid-19 lebih lanjut, mengingat di penghujung tahun muncul varian baru di Inggris. Ditambah lagi, penambahan jumlah kasus di Tanah Air juga masih cukup tinggi.
"Itu bisa menjadi stopper (penahan) penguatan nilai tukar rupiah," tambahnya.
Untuk perdagangan Senin (4/12), Ariston memprediksi rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS.
Selanjutnya: Jangan sampai 2021 keuangan kacau, pakai tips mengatur keuangan dari Warren Buffett
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News