kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Jurus Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Antisipasi Fluktuasi Bahan Baku Pupuk


Selasa, 08 Februari 2022 / 08:35 WIB
Begini Jurus Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Antisipasi Fluktuasi Bahan Baku Pupuk


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) selaku produsen pupuk swasta sigap menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi flutuasi harga bahan baku.

Salah satu upaya yang ditempuh perusahaan yakni, bekerjasama dengan para supplier bahan baku, untuk memastikan keamanan pasokan dan juga jaminan ketersediaan bahan baku.

Sekretaris Perusahaan SAMF Dadang Suryanto menyebut, beberapa waktu lalu, SAMF telah melakukan kerja sama dengan salah satu distributor distributor pupuk jenis KCL/MOP, yakni Champa International Pte. Ltd, yang berkantor di Singapura, untuk pengamanan kebutuhan bahan baku di sepanjang tahun 2022.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id (15/12), pengamanan kebutuhan bahan baku KCL/MOP sebanyak 75.000 metrik ton diperuntukkan bagi salah satu anak usaha SAMF, yakni PT Anugerah Pupuk Makmur (APM).

Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Kaji Rencana Tambah Kapasitas Produksi

Dadang menuturkan bahwa harga pupuk SAMF tentunya akan mengikuti perkembangan harga bahan baku. Sebab, ketika harga bahan baku naik, maka harga jual pupuk perusahaan pun akan ikut meningkat.

"Demikian pula sebaliknya. Harga bahan baku pupuk ditentukan atau mengacu pada harga patokan internasional, jadi kadang naik, kadang turun," tuturnya, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/2).

Kondisi di atas membuat perusahaan cukup sulit untuk menentukan besaran kenaikan atau penurunan harga jual maupun harga bahan baku yang terjadi, lantaran akan sangat bergantung kepada kapan kontrak pengadaan pupuk dilakukan.

Di samping itu, lanjutnya, harga pupuk juga ditentukan oleh besaran biaya transportasinya, dari pabrik mana pupuk itu berasal dan akan dikirim ke wilayah mana.  

Namun, pihaknya memang membenarkan bahwa kenaikan harga pupuk akhir-akhir ini, disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang tengah terjadi.

 

Meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku, Dadang menyebut bahwa prospek pasar pupuk non subsidi masih sangat menjanjikan tahun ini.

Melihat kondisi itu, perusahaan pun kini tengah mengkaji rencana penambahan kapasitas produksi, untuk memenuhi permintaan yang diproyeksi masih akan terus meningkat.

"Sampai dengan saat ini kami masih menargetkan penjualan sebesar Rp 2,4 triliun, atau hampir 30% lebih tinggi bila dibandingkan proyeksi 2021 yang sebesar Rp 1,85 triliun," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×