kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beberapa Katalis Positif Warnai Saham Wijaya Karya (WIKA), Cermati Prospeknya di 2023


Jumat, 17 Maret 2023 / 05:05 WIB
Beberapa Katalis Positif Warnai Saham Wijaya Karya (WIKA), Cermati Prospeknya di 2023


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan mendapat sentimen positif dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang diperkirakan bakal selesai dalam waktu dekat. Kereta cepat ini diprediksi akan beroperasi pada pertengahan tahun 2023.

Pada November 2022, WIKA menambah setoran modal sebesar Rp 6,12 triliun kepada PT Pilar Sinergi yang merupakan pemegang 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Penyelesaian transaksi keuangan terkait pembengkakan biaya atau cost overrun KCJB sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 18,2 triliun akan dilakukan peminjaman sebesar US$ 550 juta atau setara Rp 8,3 triliun yang berasal dari China Development Bank (CDB).

Baca Juga: Bidik Kontrak Rp 8,66 Triliun, Wika Beton (WTON) Masih Andalkan Proyek Infrastruktur

Selain bersumber dari utang, anggaran proyek KCJB berasal dari penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2022.

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, WIKA juga akan mendapat katalis positif seiring dengan masa jabatan Presiden Joko Widodo yang akan berakhir. Lazimnya, akan ada akselerasi konstruksi di masa akhir jabatan presiden.

 

Meskipun begitu, ia menilai investor masih cenderung wait and see untuk masuk ke saham-saham konstruksi, termasuk WIKA. Menurutnya, investor menunggu kondisi makroekonomi yang stabil dan musim pemilu selesai.

"Makroekonomi stabil dapat ditandai dengan suku bunga acuan The Fed yang sudah tidak naik lagi atau bahkan cenderung turun. Lalu, sudah tidak adanya isu resesi, harga komoditas stabil, inflasi terkendali, dan pertumbuhan ekonomi yang solid," tutur Wafi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Dalam riset tanggal 7 Maret 2023, Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi menyampaikan beberapa katalis positif bagi WIKA.

Baca Juga: Laba Bersih Melesat 96,51%, Begini Kinerja Keuangan Wika Beton (WTON) di Tahun 2022

Pertama, WIKA mencatatkan peningkatan perolehan kontrak tahun 2022 seiring dengan pandemi yang berakhir sehingga membuat proyek-proyek pembangunan kembali berjalan.

WIKA berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru Rp 33,35 triliun sepanjang 2022 atau meningkat kontrak 24% year on year (yoy). Meskipun naik, realisasi tersebut sebenarnya hanya mencapai 78% dari target kontrak baru.

Rinciannnya, segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi hingga 63%, engineering, procurement, and construction (EPC) 16%, serta properti dan investasi 19%. Lebih lanjut pendapatan WIKA pada Januari-September 2022 naik 9,8% yoy menjadi sebesar Rp 12,8 triliun. 

Kedua, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga masih akan menjadi katalis positif bagi WIKA. Dalam proyek pembangunan IKN, WIKA berhasil meraih kontrak sebesar Rp 2,3 triliun.

Baca Juga: Sepanjang 2022, Wika Beton (WTON) Raih Pertumbuhan Laba Bersih 96,51%

Ketiga, diversifikasi bisnis kendaraan listrik dengan memproduksi sepeda motor listrik Gesits diharapkan dapat menjadi pertumbuhan pendapatan. Dalam waktu dekat, WIKA akan menawarkan Gesits ke negara-negara Afrika.

Sementara dari dalam negeri terdapat katalis positif berupa subsidi.  Pemerintah telah mengumumkan bahwa besaran subsidi bagi kendaraan listrik roda dua mencapai Rp 7 juta per unit, baik untuk unit baru maupun hasil konversi.

Anggaran subsidi untuk motor listrik diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun dengan target 250.000 unit.

"Saya menilai dengan insentif yang diberikan dapat mendorong permintaan motor listrik milik WIKA, namun demikian patut dicermati terkait biaya investasi," kata Aqil.

Di sisi lain, beban operasi yang masih cukup tinggi membawa bottom line WIKA ke level negatif dengan rugi bersih sebesar Rp 28 miliar pada Januari-September 2022. Net gearing pada sembilan bulan 2022 juga naik ke 1,7x (dari 1,3x pada periode sama tahun sebelumnya) seiring peningkatan utang jangka pendek dan utang obligasi WIKA.

Berdasarkan riset tanggal 22 Februari 2023, Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery mengatakan, saat ini WIKA mengerjakan beberapa proyek unggulan. Sebut saja Bandara Internasional Hang Nadim, Tol Semarang Demak, dan proyek IKN.

WIKA berpotensi mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% yoy menjadi Rp 33,9 triliun pada 2023. Dari segi order book, WIKA masih mengindikasikan membukukan Rp 105,6 triliun alias naik 14,6% yoy pada 2023 yang merupakan terbesar kedua setelah WSKT.

Akibat kekurangan modal kerja di 2022, WIKA juga merilis sukuk dan obligasi senilai Rp 2,5 triliun. "Dengan demikian, saya mengharapkan bounce back dalam posisi kas di 2023," ucap Michael.

Michael merekomendasikan netral pada saham WIKA dengan target harga Rp 720 per saham. Kemudian, Aqil merekomendasikan buy untuk WIKA dengan target harga ke Rp 795 per saham.

Sementara itu, Wafi menetapkan harga wajar fundamental WIKA sebenarnya berada di Rp 1.100 per saham. Pada perdagangan Kamis (16/3), harga WIKA merosot 6,36% ke level Rp 515 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×